Yuk Belajar Kenali Perasaan Anak Lewat Ekspresi dan Emosi

Dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Anggia Hapsari, mengajak para orang tua untuk memahami perasaan anak yang mampu diekspresikannnya melalui berbagai cara, sesuai tingkat perkembangan anak.

Yuk Belajar Kenali Perasaan Anak Lewat Ekspresi dan Emosi
Ilustrasi/Net

Anggia mengatakan hal ini wajar. Namun, ledakan emosi pada anak harus diwaspadai apabila misalnya tantrum dan ledakan (outbursts) terjadi pada tahapan usia perkembangan di mana seharusnya sudah tidak terjadi, yaitu di atas usia 7-8 tahun.

Lalu, perilaku anak sudah membahayakan dirinya atau orang lain, menimbulkan masalah serius di sekolah, memengaruhi kemampuannya bersosialisasi dengan teman sehingga anak dikucilkan oleh teman-temannya.

Selain itu, anak tantrum dan membuatnya kesulitan dalam keseharian keluarga dan merasa tidak mampu mengendalikan emosi marahnya dan merasa dirinya buruk juga perlu diwaspadai.

Ada beberapa faktor penyebab masalah emosi yang terjadi pada anak, antara lain: ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), kecemasan/anxiety, trauma, kesulitan belajar, gangguan pemrosesan sensori (sensory processing issues), spektrum autisme, sedikit mendapat kasih sayang dari keluarga maupun teman atau terlalu terikat dengan satu figur yang dominan.

Menurut Anggia, kepercayaan terhadap orangtua dan model figur yang mereka amati dalam keluarga berperan dalam membentuk kepercayaan diri anak. Hal ini dapat membantu anak untuk meregulasi emosinya dan mendorongnya menjadi mandiri, serta berani mengambil risiko.

Halaman :


Editor : Bsafaat