Yuk Perbaiki Gaya Hidup untuk Mencegah Kanker

Gaya hidup tak sehat yang mencakup kurang berolahraga, tidak menjaga berat badan sehat dan mengonsumsi makanan tak sehat berkontribusi pada 35 persen risiko Anda terkena kanker.

Yuk Perbaiki Gaya Hidup untuk Mencegah Kanker
Ilustrasi/Antara Foto

"Tidak ada kata terlambat untuk memulai program kebugaran, tidak masalah kapan Anda mulai, karena Anda akan melihat manfaat dari olahraga pada usia berapa pun," kata profesor onkologi Georgetown University Medical Center's Lombardi Comprehensive Cancer Center, Dr. Priscilla Furth.

Di Indonesia, kanker payudara termasuk yang menduduki peringkat tertinggi dialami perempuan. Menurut Aru, pada perempuan jenis kanker ini bahkan menduduki posisi pertama diikuti serviks, usus besar, hati dan nasofaring.

Data pada tahun 2020 menunjukkan, angka kasus kanker payudara mencapai 65.858 kasus per tahun. Sementara di dunia pada tahun yang sama, dilaporkan terdapat 2.261.419 kasus dengan angka kematian mencapai 600.000 pasien per tahun.

Bukan hanya faktor gaya hidup, seseorang yang punya riwayat keluarga terkena kanker payudara bisa berisiko mengalami kanker serupa di kemudian hari.

Para dokter menyarankan mereka melakukan deteksi dini mulai dari pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) usai periode menstaruasi, USG setiap 6 bulan sekali, dan mamografi 1-1,5 tahun sekali.

Apabila pencegahan sudah dilakukan, tetapi kanker tak terelakan, Alban menyarankan pasien menjadikan terapi medis sebagai yang utama dan menomorduakan perawatan dengan obat herbal atau alternatif.

"Herbal tidak dilarang, terapi pertama wajib terapi medis. Kalau masuk dengan herbal atau alternatif, bila masuk stadium satu dan sudah terdeteksi kanker maka herbal dinomorduakan karena kalau masuk dengan herbal duluan maka stadium akan naik dan tidak akan kembali," kata dia.


Editor : Bsafaat