Bayi Berusia 10 Hari Selamat dari Banjir Bandang Tugu Selatan

Bencana alam banjir bandang di perumahan karyawan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Blok C Kampung Rawa Dulang RW 02 dan RW 03, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor terjadi selama lima tahap.

Bayi Berusia 10 Hari Selamat dari Banjir Bandang Tugu Selatan
Foto: Reza Zurifwan

INILAH, Cisarua - Bencana alam banjir bandang di perumahan karyawan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Blok C Kampung Rawa Dulang RW 02 dan RW 03, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor terjadi selama lima tahap.

Tahap pertama dan kedua, banjir bandang di Sungai Cisampai hanya membawa air yang berlumpur hingga banyak warga masih tinggal di dalam lingkungan rumah dan berupaya membersihkan lumpur.

Namun banjir bandang tahap ketiga selain arus air banjir bandang semaikin deras, juga membawa material potongan pohon hingga mulai merusak rumah warga hingga menjebol dinding rumah.

Baca Juga : Jalan Jenderal Sudirman Kota Bogor Diberlakukan Buka Tutup Situasional

Warga yang awalnya sibuk bebersih pun panik, untungnya manajemen PTPN VIII sigap dan meminta keluarga para karyawannya mengungsi ke tempat dan lokasi yang lebih aman.

Dari 474 jiwa, terselip cerita perjuangan ibu berusia 36 tahun bernama Dede Rositi yang lari-lari menyelamatkan putra ketiga yang masih berusia 10 hari dari terjangan banjir bandang.

"Bencana alam banjir bandang tahap kesatu dan kedua hanya membawa lumpur hingga kami masih dirumah untuk membersihkan lumpur, tahap ketiga banjir bandang mulai membawa batang pohon lalu ada informasi air di mata air Sungai Cisampai sedang terbendung hingga warga pun diminta mengungsi. Saya pun bersama suami dengan membawa tiga orang anak termasuk bayi laki-laki berusia 10 hari berlari sekencang mungkin untuk menyelamatkan diri," ungkap Dede kepada wartawan, Rabu, (20/1).

Baca Juga : Bencana Gunung Mas Belum Beres, Longsor Terjadi di Cibeureum

Dia bersyukur, pamannya bernama Daman (62) mengingatkan keluarganya untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman dari bencana alam banjir bandang.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani