Delman Sarah, Asa DKPP Jabar Genjot Produktivitas Sapi Perah Pasca PMK

Tidak dapat dipungkiri, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi memberi dampak berat bagi para peternak, karena menyebabkan produktivitas sapi perah menurun drastis. Melalui Model Pemeliharaan Sapi Perah (Delman Sarah), Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat berharap dapat menggenjot produktivitas.

Delman Sarah, Asa DKPP Jabar Genjot Produktivitas Sapi Perah Pasca PMK

Sebab kata dia, bila ingin meningkatkan produktivitas sudah seharusnya sapi yang ada saat ini diganti dengan bibit sehat dari luar. Dimana betul-betul bebas dari penyakit, khususnya PMK. Mengingat PMK memberi implikasi pada produktivitas sapi yang pernah tertular, walaupun telah sembuh.

“Saya kira sangat visible, memang harus diganti. Untuk mengatasi PMK ini sangat dibutuhkan sapi sehat yang fresh, belum pernah terkena penyakit. Solusinya memang impor. Kalau dari dalam negeri, pasti yang didapat sapi sakit lagi. Soalnya kena semua (PMK), kalau kita bicara di Jawa ini. Kalau dari Sumatera atau Kalimantan, jumlahnya tidak banyak. Solusinya memang impor. Itu juga memang harus disiapkan, beradaptasi. Aklimatisasi,” terangnya. 

Hanya saja diakuinya, selain mempertimbangkan soal pengadaan bibit sapi perah kata Andre, pemerintah terutama Pemprov Jabar melalui DKPP juga harus memikirkan bagaimana menyiasati supaya pakan terjamin untuk selalu tersedia. Salah satu caranya adalah dengan kolaborasi bersama stakeholders, guna memastikan ketersediaan pakan.

Baca Juga : PSI Klaim Ratusan Ijazah Ditahan Sekolah, Ini Kata Bey Machmudin...

Sapi hanya instrumen. Tapi bagaimana ada supporting dari pemerintah. Bagaimana penyediaan lahan pakan juga harus dipikirkan. Ada dedicated lahan yang bisa diakses. Teknologi sudah terkuasai semua, tapi lahan untuk pakan yang kurang. Ini bisa melalui kolaborasi, dengan koperasi misalnya untuk memastikan ketersediaan pakan,” pungkasnya. (Yuliantono)***

Halaman :


Editor : JakaPermana