Dengan 'Final Push' di 224 Hari, Bima Kuatkan Komitmen Fokus di 16 Target Program

Rakerda Kota Bogor kali ini juga dikuatkan komitmen di 224 hari sisa masa jabatan kepemimpinan Wali Kota Bogor, Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim serta dibahas sejumlah program kerja dan target yang akan dicapai.

Dengan 'Final Push' di 224 Hari, Bima Kuatkan Komitmen Fokus di 16 Target Program

"Untuk menyemangati semua dalam mengejar momentum mencapai target capaian saya memberikan teriakan 'Final Push' yang kemudian dijawab oleh peserta Rakerda 'Yes, We Can!'. Kemudian engenai penataan angkutan kota dan transportasi untuk memperlancar Kota Bogor semua sudah ada perencanaanya," beber Bima.

Bima juga mengatakan, ketika jembatan Otista selesai dibangun, titik-titik yang menjadi hambatan harus clear agar ruas jalan di Kota Bogor lancar. Terkait revitalisasi pasar, ia meminta kepada Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya beserta jajaran, dinas terkait, camat dan lurah fokus untuk menuntaskan penataan pasar.

"Mengenai penataan kawasan ada beberapa titik yang menjadi fokus utama, selain di titik lainnya juga terus dilakukan penataan, diantaranya kawasan Pasar Bogor dan Suryakencana, Jalan Nyi Raja Permas, Jalan Sawo Jajar, Jalan Dewi Sartika, Jalan Kapten Muslihat - Jembatan Merah - Jalan Veteran - Pasar Tumpah Devris," terangnya.

Masih kata Bima, selanjutnya adalah penataan Air Mancur, dan Alun-alun Empang. Mengenai permasalahan PMKS, Anjal, ODGJ Bima menyampaikan bukan soal estetika, namun tentang humanisme dan manusiawi.

"Setelah Januari saya masih lihat di emperan seperti ini rasanya nggak tuntas pekerjaan saya. Saya ingin rumah singgah ini diseriusi. Rumah singgah yang benar-benar nyaman," papar Wali Kota Bogor dua priode ini.

Untuk penataan Bale Ageung, Bima meminta agar perencanaan dilakukan secara detail. Mengenai layanan kesehatan dirinya meminta agar pelayanan kesehatan juga didekatkan kepada wilayah. Ia pun bercerita ketika negara-negara lain mengalami keterbatasan pelayanan kesehatan saat Pandemi Covid-19, Berlin mengalami surplus pelayanan kesehatan karena banyaknya layanan kesehatan, seperti puskesmas yang memadai di wilayah-wilayah.

"Sehingga di Kota Bogor juga perlu perencanaan untuk membuat puskesmas di setiap kelurahan dengan fasilitas lengkap rawat inap sehingga memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan ketika butuh perawatan kesehatan," jelas politisi PAN ini.


Editor : Ahmad Sayuti