Dipaksa ke Selatan, 900 ribu Warga Palestina Bertahan di Gaza Utara

Sekitar 900 ribu warga Palestina masih berada di Gaza City dan bagian utara Jalur Gaza, meskipun militer Israel terus melakukan pemboman udara dan artileri untuk memaksa mereka melarikan diri ke selatan.

Dipaksa ke Selatan, 900 ribu Warga Palestina Bertahan di Gaza Utara
Sejumlah truk antre untuk mengangkut barang bantuan kemanusiaan yang akan diberikan untuk warga Palestina di kawasan Mesir, Senin (6/11/2023). Berdasarkan keterangan organisasi kemanusiaan MER-C, Rumah Sakit (RS) Indonesia mengalami kehabisan pasokan obat-obatan di tengah kondisi blokade penuh dan serangan Zionis Israel di Jalur Gaza, Palestina, sehingga dibutuhkan percepatan bantuan obat-obatan guna menangani masyarakat Gaza. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Mengenai kondisi kehidupan yang menantang di Gaza, Al-Buzm mengatakan semua toko roti tidak dapat beroperasi karena serangan langsung Israel.

Selain itu, kelangkaan bahan bakar dan tepung menimbulkan potensi bencana yang serius.

“Orang-orang terpaksa meminum air yang terkontaminasi karena blokade Israel yang memutus pasokan air ke Gaza City dan Gaza utara. Tidak ada bantuan yang sampai ke warga di Gaza City dan Gaza utara selama 32 hari terakhir, dan tidak ada pasokan yang dikirim ke pusat penampungan atau daerah permukiman," ujar Al-Buzm.

Dia kemudian mengatakan bahwa koridor aman yang disebut-sebut oleh Israel hanya sebuah kebohongan, dan sebaliknya, telah berubah menjadi koridor kematian karena kejahatan yang dilakukan oleh penjajah di Gaza.

“Kami memperingatkan bahwa penjajah akan melakukan pembantaian dan tekanan psikologis untuk memaksa masyarakat Gaza City dan Gaza utara meninggalkan rumah mereka. Ke mana mereka akan pergi?” tanya Al-Buzm.

“Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza, dan wilayah selatan tidak dapat menampung semua orang yang dikepung," ujar dia, menambahkan.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023.


Editor : JakaPermana