DLH Jabar Sebut Asap Masih Terlihat di Sarimukti Namun Tidak Berbahaya

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyebut asap masih terlihat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, namun tidak berbahaya.

DLH Jabar Sebut Asap Masih Terlihat di Sarimukti Namun Tidak Berbahaya

INILAHKORAN, Bandung-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyebut asap masih terlihat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, namun tidak berbahaya.

Kepala DLH Jabar, Prima Mayaningtyas, saat dikonfirmasi di Bandung, Jumat, mengatakan titik yang menimbulkan asap itu masih terlihat berada di zona 4 dan 5 TPA Sarimukti, sehingga upaya pemadaman masih tetap dilakukan.

"Jadi (kemungkinan) api masih ada, karena kalau dibilang sudah padam itu (sepertinya) enggak, tapi tidak seperti kemarin. Jadi karena di dalam tumpukannya masih ada, sehingga masih menimbulkan titik-titik asap. Tapi tidak bahaya," ucap Prima.

Baca Juga : Dukung KCJB, Dishub Jabar Surati Pemkot Bandung Minta Bangun Halte Cimekar

Untuk penanganan persoalan tersebut, pihaknya dibantu TNI dan seluruh petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dari seluruh wilayah Bandung Raya sejak 25 September 2023 ketika status kedaruratan bencana kebakaran TPA Sarimukti resmi dicabut.

"Dari mulai tanggal 25 September 2023, kita sudah keluarkan masa darurat untuk penanganan sampah di Bandung Raya sampai 25 Oktober 2023. Untuk pemadaman, kami mendorong sumber air yang ada di zona 4 ke titik-titik api menggunakan pompa hidran yang dibuat Zidam III/Siliwangi, dan sebagai pendukung, petugas membuat sumur bor baru di TPA," kata Prima.

Selain itu pihaknya juga telah meminta bantuan Kodam III Siliwangi untuk membantu agar TPA Sarimukti bisa menampung sampah lagi.

Baca Juga : Pemprov Jabar Terus Upayakan Basmi NII Panji Gumilang Hingga Tuntas

Untuk usaha penampungan sampah itu, pihak DLH melakukan pemadatan lahan di zona 1, 2 dan 3, untuk kemudian menyiapkan zona 1 agar dapat menampung 80 ribu ton sampah terpilah.

Halaman :


Editor : JakaPermana