Dosen Sekolah Farmasi ITB Formulasikan Antibiotik Superior bersama TIT

Jalinan kerja sama selama belasan tahun membuat Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Tokyo Institute of Technology (TIT) berhasil menerbitkan karya-karya publikasi jurnal unggulan dan usulan paten.

Dosen Sekolah Farmasi ITB Formulasikan Antibiotik Superior bersama TIT
istimewa

Penelitian dimulai dari penelusuran koformer melalui studi pustaka untuk mencari yang memenuhi kriteria keamanan secara farmakologis, stabilitas, serta memiliki gugus yang bisa berikatan dengan obat. Pembentukan garam biasanya terjadi ketika perbedaan keasaman garam (pKa) lebih dari tiga, sedangkan jika kurang dari itu komponen akan menghasilkan sistem multikomponen netral yang disebut kokristal.

Sistem multikomponen tersebut kemudian ditetapkan perbandingan molarnya untuk membuat suatu diagram fase yang akan menampilkan fase berbentuk W dengan dua titik eutektikum (suhu lebur yang lebih rendah dari tiap komponennya). Titik eutektikum ini dijadikan sebagai indikator interaksi sistem multikomponen tersebut.

Setelah melalui proses isolasi kristal tunggal multikomponen dengan pencampuran, pelarutan, dan penguapan pelarut, hasil itu kemudian dikarakterisasikan dengan berbagai instrumentasi padatan secara berurutan yaitu analisis termal, spektroskopi, inframerah, difraksi sinar-x, serbuk, dan difraksi sinar-x kristal tunggal.

Baca Juga : Jalanan Tak Lagi Disekat, Oded Imbau Warga Tetap Disiplin Prokes

“Kami melakukan pengembangan kristal multikomponen dari bahan baku siprofloksasin dan levofloksasin dengan teknik rekayasa padatan,” terang Ilma.

Siprofloksasin memiliki pKa 6.09, sedangkan levofloksasin 5.45. Kelarutan keduanya rendah di dalam air. Mengingat antibiotik fluorokuinolon bersifat larut dalam asam, maka dipilih koformer dengan keasaman yang lebih rendah, yaitu asam sitrat (pKa = 3.13) dan asam salisilat (pKa = 2.79). Kedua asam tersebut larut di dalam air, stabilitas yang baik, dan mudah didapatkan. Di sisi lain, keduanya juga memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidannya tersendiri.

Hingga akhirnya teramatilah seluruh sistem multikomponen yang dihasilkan dapat mengingkatkan kelarutan antibiotika fluorokuinolon sampai lebih dari 10 kali. Dari pengamatan potensi mikrobiologis, terjadi peningkatan aktivitas hingga 1,5 kali, yang berarti bisa menurunkan dosis antibiotika.

Ilma mengatakan, pengembangan sistem multikomponen tersebut pada dasarnya sederhana. Hanya saja diperlukan berbagai instrumentasi yang mungkin belum banyak dijumpai di industri ataupun di laboratorium yang ada di dalam negeri. Perangkat tersebut di antaranya, pengamatan visual, analisis termal, spektrofotometer vibrasi, dan difraksi sinar-x. 


Editor : Doni Ramdhani