Duh, Kecelakaan Kerja di Jabar Lebih 60 Ribu Kasus

Asisten Daerah (Asda) I Pemerintahan dan Kesra Setda Jabar Dedi Supandi membeberkan, berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan sepanjang 2023 hingga 25 November lalu, telah terjadi 60.858 kasus kecelakaan kerja.

Duh, Kecelakaan Kerja di Jabar Lebih 60 Ribu Kasus
Asisten Daerah (Asda) I Pemerintahan dan Kesra Setda Jabar Dedi Supandi membeberkan, berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan sepanjang 2023 hingga 25 November lalu, telah terjadi 60.858 kasus kecelakaan kerja.

INILAHKORAN, Bandung - Asisten Daerah (Asda) I Pemerintahan dan Kesra Setda Jabar Dedi Supandi membeberkan, berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan sepanjang 2023 hingga 25 November lalu, telah terjadi 60.858 kasus kecelakaan kerja.

Lonjakan kasus ini naik hampir 50 persen, karena di 2022 silam jumlah kecelakaan kerja menyentuh angka 44.570 kasus. Dedi mengaku, peningkatan ini terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan di Jawa Barat.

Maka dari itu Dedi berharap, melalui penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dilakukan Pemprov Jabar dapat mengurangi angka kecelakaan kerja di perusahaan. Dimana perusahaan diharapkan mulai lebih peduli dalam membudayakan K3 di lingkungannya.

Baca Juga : Disnakertrans Jabar Berikan Penghargaan Bagi 126 Perusahaan, Atas Penerapan K3

"Ini karena perusahaan di Jawa Barat semakin bertambah. Signifikan, terjadi kenaikan karena perusahaannya juga bertambah. Makanya penghargaan semakin banyak tapi kok seolah-olah bertambah. Bukan berarti penghargaan banyak kenapa ini tidak turun, tetapi lebih pada jumlah perusahaan juga semakin tinggi semakin tinggi," ujar Dedi di sela pemberian penghargaan K3 bagi 126 perusahaan, di Kota Bandung, Kamis 7 November 2023. 

Kepala Disnakertrans Jabar Teppy Wawan Dharmawan menyayangkan dengan adanya lonjakan tersebut. Maka dari itu dia berharap, penerapan K3 dapat digalakkan secara penuh oleh seluruh perusahaan. Dimana tentunya pihaknya akan terus melakukan pengawasan, guna menekan terjadinya kecelakaan kerja di kemudian hari.

"Memang benar itu menjadi perhatian khusus kita. Pertama kita sekarang sangat menggalakkan betul (K3), bukan hanya pasif. Angka yang kita dapat, mencengangkan juga buat kita karena banyak. Bagi kita di pemerintah, tugas utama kita di sisi pengawasan. Harus diterapkan makna K3 itu. Kita berusaha untuk zero," tandasnya. (Yuliantono)

Baca Juga : Pasca WBK, Kini RSJ Provinsi Jabar Dapat Predikat WBBM


Editor : Ahmad Sayuti