Epidemiolog: Vaksin Kurangi Angka Kesakitan dan Kematian

Epidemiolog memastikan vaksin dapat mengurangi angka kesakitan atau kematian akibat COVID-19 dalam waktu cepat. Sementara untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), dibutuhkan waktu lebih dari satu tahun. 

Epidemiolog: Vaksin Kurangi Angka Kesakitan dan Kematian
istimewa

INILAH, Bandung-Epidemiolog memastikan vaksin dapat mengurangi angka kesakitan atau kematian akibat COVID-19 dalam waktu cepat. Sementara untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), dibutuhkan waktu lebih dari satu tahun. 

Demikian dikatakan epidemiolog Universitas Padjadjaran dr Panji Fortuna Hadisoemarto saat menjadi narasumber dalam Rakor Sub Divisi Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19 se- Jawa Barat secara virtual dari Kota Bandung, Selasa (12/1/2021) sore. Tema rakor kali ini “Vaksin Untuk Kita, Jabar Siap Vaksinasi”. 

“Yang pasti, paling cepat, adalah vaksin dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian,” ujarnya. 

Baca Juga : Aplikasi Perpesanan Signal Makin Populer di Dunia

Dengan angka kesakitan yang berkurang, diharapkan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat tetap terjaga di level aman. Saat ini tingkat keterisian tempat tidur  di kabupaten/kota sudah di atas 80 persen atau dalam level kritis. 

“Jika angka kesakitan berkurang, pasien yang dirawat pun berkurang sehingga BOR (bed occupancy rate) tidak akan pernah penuh,” katanya.

Menurut Panji, ada pandangan keliru di masyarakat bahwa vaksin dapat membentuk kekebalan kelompok dalam waktu cepat. Lebih keliru lagi, vaksin disamakan dengan obat yang dapat menyembuhkan penyakit COVID-19. “Kekebalan kelompok paling tidak butuh waktu setahun dari sekarang karena harus mencakup 70 persen penduduk,” sebutnya.  

Baca Juga : iPhone SE Generasi Ketiga Rilis April 2021?

Kekebalan kelompok, katanya, tergantung dari tiga keadaan. Pertama, seberapa tinggi penularan setelah vaksinasi. “Vaksin dapat mencegah sakit tapi tidak mencegah penularan. Kalau penularan (masif) terjadi, herd immunity tidak akan terjadi,” ungkapnya. 

Halaman :


Editor : JakaPermana