Ironis, Adanya 13 Waduk Tidak Mampu Hindari Jabar dari Kekeringan

Masalah kekeringan saat ini tengah melanda sebagian wilayah Jabar. Berdasarkan data dari BPBD Jabar, persoalan ini terjadi di Kabupaten Bogor, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang, Cirebon, dan Pangandaran.

Ironis, Adanya 13 Waduk Tidak Mampu Hindari Jabar dari Kekeringan
Bencana kekeringan yang tengah terjadi ini disayangkan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Yunandar Rukhiadi Eka Perwira. Sebab, menurutnya masalah ini tidak perlu terjadi, andai 13 waduk atau bendungan yang ada, sebelumnya telah disiasati untuk dapat mengairi kebutuhan masyarakat. (net)

INILAHKORAN, Bandung - Masalah kekeringan saat ini tengah melanda sebagian wilayah Jabar. Berdasarkan data dari BPBD Jabar, persoalan ini terjadi di Kabupaten Bogor, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang, Cirebon, dan Pangandaran.

Terparah di Kabupaten Bogor, karena 115 desa dengan 65.054 kepala keluarga (KK) terdampak dan tengah mengalami krisis air bersih. Situasi ini pun berimbas dengan lahan pertanian, karena banyak petani yang mengalami gagal panen akibat kekeringan di musim kemarau tahun ini.

Bencana kekeringan yang tengah terjadi ini disayangkan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Yunandar Rukhiadi Eka Perwira. Sebab, menurutnya masalah ini tidak perlu terjadi, andai 13 waduk atau bendungan yang ada, sebelumnya telah disiasati untuk dapat mengairi kebutuhan masyarakat.

Baca Juga : Tok! Pj Gubernur Jabar Tandatangani Nota Kesepakatan Perubahan KUA-PPAS 2023

Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Waduk Jatigede Sumedang, Waduk Cirata Purwakarta, Waduk Darma Kuningan, Waduk Saguling Kabupate Bandung Barat, Waduk Ciawi Bogor, Waduk Kuningan, Waduk Cipancuh Indramayu, Waduk Leuwikeris Ciamis, Waduk Walahar Karawang, Waduk Sukamahi Bogor, Waduk Cipanas Sumedang dan Waduk Sadawarna Subang kata dia, andai bisa dikelola mungkin kekeringan yang terjadi saat ini bisa dihindari.

“Memang sulit, kalau alam sudah berbicara, tidak bisa dilawan. Sudah 12 ribu hektare lahan pertanian mengalami kekeringan. Selama El Nino berlangsung, ini akan sangat luas. Bisa 20 ribu hektar dalam waktu dekat. Padahal kita sudah membangun banyak bendungan dan sudah memperbaiki irigasi, tapi nyatanya tidak cukup cepat. Jadi, bendungan sudah siap tapi irigasi yang sampai tersier belum siap. Itulah yang terjadi sekarang,” ujar Yunandar pada INILAHKORAN baru-baru ini.

Maka dari itu dia berharap, melalui pengalaman yang terjadi saat ini. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan stakeholder terkait yang menangani perihal pengairan ini dapat melakukan koordinasi dan kolaborasi yang efektif, sehingga bencana sekarang tidak lagi terulang di masa mendatang. Ego lintas sektor sambung dia, sejatinya harus disingkirkan untuk melayani masyarakat.

Baca Juga : Aanya Rina Casmayanti, Calon Senator yang Greget Perbaiki Kondisi Jabar

“Konsinyasi lintas sektor belum baik. Antara yang membangun bendungan, irigasi untuk menyalurkan belum terkoordinir dengan baik. Bendungan penuh, tapi airnya tidak sampai ke masyarakat, ke petani. Ini yang kita harapkan bisa menjadi bahan evaluasi di kemudian hari, agar bencana ini tidak lagi terulang,” tandasnya.*** (yuliantono)


Editor : Doni Ramdhani