Isu Perang Tarif Bawa Harga Minyak Naik Hampir 2%

Komentar dari pejabat tinggi AS meningkatkan optimisme untuk kesepakatan perdagangan AS-China memicu harga minyak berjangka naik hampir 2% pada akhir pekan.

Isu Perang Tarif Bawa Harga Minyak Naik Hampir 2%
istimewa

INILAH, New York - Komentar dari pejabat tinggi AS meningkatkan optimisme untuk kesepakatan perdagangan AS-China memicu harga minyak berjangka naik hampir 2% pada akhir pekan.

Tetapi kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan minyak mentah membatasi harga. Benchmark, minyak mentah Brent naik US$1,03, atau 1,7%, menjadi US$63,31 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate naik 95 sen, atau 1,7%, menjadi US$57,72 per barel. Brent dan WTI keduanya membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross mengatakan dalam sebuah wawancara di Fox Business Network pada hari Jumat bahwa ada kemungkinan yang sangat tinggi Amerika Serikat akan mencapai kesepakatan akhir tentang kesepakatan perdagangan fase satu dengan China. "Kami sampai ke detail terakhir sekarang," kata Ross, Jumat (15/11/2019) seperti mengutip cnbc.com.

Perundingan dagang AS-Cina dijadwalkan akan dilanjutkan dengan panggilan telepon pada hari Jumat.

Laporan bulanan dari Badan Energi Internasional membebani harga, setelah memperkirakan bahwa pertumbuhan pasokan non-OPEC akan melonjak menjadi 2,3 juta barel per hari (bph) tahun depan dibandingkan dengan 1,8 juta bph pada 2019, mengutip produksi dari Amerika Serikat, Brasil, Norwegia dan Guyana.

"Rilis IEA bulanan hari ini menawarkan beberapa aspek bearish dalam bentuk penyesuaian ke atas yang tak terduga dalam pertumbuhan pasokan minyak non-OPEC untuk tahun depan yang secara singkat memaksa nilai WTI ke bawah posisi terendah kemarin," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.

Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo telah melukiskan gambaran yang lebih optimis awal pekan ini, mengatakan pertumbuhan produksi saingan AS akan melambat pada tahun 2020, meskipun sebuah laporan oleh kelompok itu juga mengatakan permintaan untuk minyak OPEC diperkirakan akan turun.

Halaman :


Editor : JakaPermana