Kisah Abah Emang, Sang Veteran dengan 8 Bekas Luka Tembak

Emang bin Mali (99), asal Kampung/Desa Benteng RT 03/01, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, mungkin menjadi salah satu veteran yang beruntung saat ikut berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

Kisah Abah Emang, Sang Veteran dengan 8 Bekas Luka Tembak
Foto: Asep Mulyana

Dengan kondisi tak berdaya itu, lanjut Emang, dirinya hanya bisa pasrah kepada Sang Pencipta. Di dalam hatinya, Emang selalu berdo'a untuk bisa bertahan hidup. Bahkan, dia berdo'a supaya bisa bertemu warga lalu menolongnya.

“Alhamdulillah, saat tak berdaya itu ada dua orang perempuan melintas. Dengan kondisi sudah tidak bisa apa-apa, Abah minta tolong kepada dua perempuan itu,” jelas dia.

Awalnya, kedua perempuan itu ketakutan. Sebab, wajah dan tubuhnya bersimbah darah. Kepada kedua perempuan itu, Emang meminta minum karena tak kuat merasakan panas tak terkira di sekujur tubuhnya.

Baca Juga : Nekat, Pemkab Garut Gelar Cullinary Night 2020 di Tengah Ancaman Covid-19

“Kedua perempuan itu memberi air yang dibawa dengan daun pisang. Setelah meminum air itu, abah meminta ke dua perempuan itu supaya wajah abah ditutupi daun,” kata dia.

Tak berapa lama berselang, saat itu Emang melihat pasukan Belanda sedang melakukan patroli untuk memastikan bahwa para tentara Indonesia yang tadi dihujani peluru telah gugur seluruhnya. Sontak saja, jantung Emang berdetak kencang.

Bahkan, ada dari mereka menusuk-nusukan bayonet ke perut abah. Beruntung abah tidak memberikan reaksi, termasuk saat sepatu Belanda itu menginjak wajah abah. Jadi, abah bisa selamat, karena dikira sudah tewas.

Menjelang maghrib, Emang baru mendapatkan pertolongan. Salah seorang warga, yakni atas nama Main menemukannya dan kemudian membawanya ke satu tempat ditengah hutan. Setelah mendapat pertolonga, abah tak sadarkan diri selama 40 hari.


Editor : Doni Ramdhani