Kondisi Hari Pertama Diberlakukan Dua Arah pada SSA, Kepadatan Pindah ke Pusat Kota

Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Galih Aprian memaparkan kondisi lalu lintas Kota Bogor pasca pemberlakuan manajemen lalu lintas terbaru dengan menonaktifkan Sistem Satu Arah (SSA).

Kondisi Hari Pertama Diberlakukan Dua Arah pada SSA, Kepadatan Pindah ke Pusat Kota
Kasatlantas Polresta Bogor Kota Kompol Galih Aprian memaparkan kondisi lalu lintas Kota Bogor pasca pemberlakuan manajemen lalu lintas terbaru dengan menonaktifkan Sistem Satu Arah (SSA)./Rizki Mauludi

"Ya, artinya ada ada pergeseran lokasi kepadatan volume, namun kami pastikan tadi tidak terjadi stuck. Lalu lintas tetap berjalan selama pukul 06.00 WIB sampai pukul 07.00 WIB. Kami lakukan diskresi satu arah, dikuras dulu semuanya dan pukul 08.00 kami sudah bisa normal dan kami sudah bisa normalkan kembali dua arah," beber Galih.

"Kami rasa ini kondisional seperti di waktu-waktu tertentu bisa terjadi hal semacam ini, adalah arti pertama masih banyak yang bertanya. Ada kemungkinan rekayasa lalu lintas lainnya setelah melihat kondisi. Seperti yang seperti rute kemarin yang pertama penegasannya, hanya untuk di Pajajaran, depan Hotel Amaris kami jadikan keran kendaraan, ketika ditutup diluruskan ke arah Bogor Baru. Maka tidak ada lagi kendaraan yang ke kiri ke SSA maka itu dijadikan satu arah," tambah Galih.

Galih menjabarkan, khususnya untuk warga Kota Bogor, silahkan untuk bisa mengatur waktu dan kesempatannya untuk bergerak mengatur waktu jalan dan sebagainya. Warga Kota Bogor yang hendak keluar kota, seperti ke Jakarta maupun ke Kabupaten Bogor, bisa memilih opsi untuk pagi bisa kearah Ekalokasari ataupun bisa mengambil opsi belok kiri Jalan Sudirman lalu Jambu Dua lalu lalu bisa masuk ke BORR.

Baca Juga : Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor Uber Empat Buronan, Salah Satunya Artis, Siapa Ya?

"Untuk pelanggaran, dari mulai malam ada beberapa yang mencoba untuk melanggar. Tadi malam kami siaga sampai pukul 02.00 WIB. Masyarakat banyak yang mencoba untuk mencari arah dan sebagainya. Kami sifatnya memberikan edukasi saja, karena masyarakat itu masih belum menyesuaikan," pungkasnya.*** (Rizki Mauludi)

Halaman :


Editor : JakaPermana