Konsisten Percepatan ODF, Pemkot Segera Deklarasi 19 Kelurahan ODF

Pemkot Bogor konsisten dalam mewujudkan kelurahan Open Defecation Free (ODF) meski harus melawan kebiasaan masyarakat, keterbatasan anggaran baik dari dana APBD maupun APBN dan keterbatasan lahan

Konsisten Percepatan ODF, Pemkot Segera Deklarasi 19 Kelurahan ODF

INILAHKORAN, Bogor - Pemkot Bogor konsisten dalam mewujudkan kelurahan Open Defecation Free (ODF) meski harus melawan kebiasaan masyarakat, keterbatasan anggaran baik dari dana APBD maupun APBN dan keterbatasan lahan. 

Untuk mengatasi keterbatasan anggaran percepatan ODF, Pemkot Bogor memanfaatkan Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan. Hasilnya Kota Bogor segera mendeklarasikan 19 kelurahan ODF dalam waktu dekat.

Diketahui terbaru, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah secara simbolis menerima penyerahan CSR dari PT  ADIRA Syariah yang kemudian diserahkan kepada Lurah Bojongkerta, Harry Cahyadi untuk percepatan ODF atau Stop Buang Air Besar Sembarangan di Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan akhir pekan kemarin.

Baca Juga : Pelecehan Empat Santriwati di Kota Bogor, Kondisi Psikologis Korban Berangsur Normal 

Kolaborasi ini sebagai upaya dari Pemkot Bogor dan juga pihak swasta untuk sama-sama turut serta membangun kota dari sisi kesehatan melalui ODF. Di Jawa Barat sendiri setiap kabupaten/kota diberikan target untuk melakukan percepatan ODF.

Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, saat ini dari 68 kelurahan di Kota sudah ada dua kelurahan ODF di Kota Bogor yang dideklarasikan pada tahun 2022.

"Ya, dalam mewujudkan kelurahan ODF ini banyak tantangan yang harus dihadapi, diantaranya adalah kebiasaan masyarakat, keterbatasan anggaran baik dari dana APBD maupun APBN dan keterbatasan lahan," ungkap Syarifah pada Minggu (16/7/2023).

Baca Juga : Dedie Jadi Ketua Perpani Kota Bogor, Persiapkan Atlet Untuk Porprov 2026

"Sehingga masyarakat yang sudah terbiasa mengalirkan buangan air besarnya sembarangan itu terus menerus dilakukan pembinaan, penyuluhan, sosialisasi yang kemudian menyadarkan mereka bahwa akibat kebiasaan bertahun-tahun itu efeknya menimbulkan penyakit di lingkungan," tambah Syarifah.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti