Kontroversi Penerapan Metode Wolbachia, Dinkes Jabar Pastikan Mendukung Kebijakan Pusat

Merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Bandung Raya, seperti Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kota Bandung kini tengah mendapat perhatian penuh dari pemerintah.

Kontroversi Penerapan Metode Wolbachia, Dinkes Jabar Pastikan Mendukung Kebijakan Pusat

INILAHKORAN, Ngamprah - Merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Bandung Raya, seperti Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kota Bandung kini tengah mendapat perhatian penuh dari pemerintah.

Seperti yang terjadi di KBB dengan adanya puluhan warga Bandung Barat yang berada di Kecamatan Cililin dan Kecamatan Cikalong Wetan mengalami positif DBD.

Salah satu upaya yang dilakukan saat ini dengan penerapan teknologi wolbachia, yakni melakukan penyuntikkan bakteri wolbachia kepada telur nyamuk Aedes aegypti, sehingga menetas menjadi nyamuk dewasa.

Baca Juga : Harga Cengek dan Aneka Jenis Cabe di Pasar Soreang Semakin Pedas

Kemudian, apabila nyamuk tersebut menggigit pengidap virus demam berdarah, maka virus yang dihisap nyamuk akan mati dengan bakteri wolbachia. Dengan demikian, nyamuk Aedes aegypti tersebut tidak akan bisa menyebarkan virus demam berdarah lagi ke tubuh manusia.

Kendati demikian, penerapan teknologi wolbachia ini menuai kontroversi di berbagai kalangan lantaran penyebaran wolbachia ini dinilai bakal mempengaruhi kondisi kesehatan. Bahkan, menimbulkan adanya penyakit baru di masyarakat.

Seperti yang diungkapkan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah yang mengatakan bahwa tindakan ini bersifat percobaan yang menggunakan masyarakat sebagai percobaannya.

Baca Juga : Menghadapi Musim Hujan, Ini yang Dilakukan BPBD Kabupaten  Bandung

Sama halnya dengan Siti Fadilah, Gerakan Sehat untuk Indonesia pun mengaku prihatin dengan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah ini.

Halaman :


Editor : JakaPermana