Menghadapi Kematian sebagai Sebuah Seni

SUNGGUH kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmatNya lebih baik dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan (QS Ali Imran 157-158)

Menghadapi Kematian sebagai Sebuah Seni
Ilustrasi/Net

SUNGGUH kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmatNya lebih baik dari harta rampasan yang mereka kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan (QS Ali Imran 157-158)

Kematian adalah seni, terkadang seni yang indah dapat dirasakan meskipun pahit. Bisa jadi ia adalah seni terindah apabila dikreasi oleh tangan-tangan yang mahir. Alquran telah memaparkannya bagi orang orang mukmin dengan pemaparan yang mulia membuat mereka rindu untuk menggapainya, lebih mencintainya dibandingkan orang yang mencintai kehidupan. Setiap orang berbeda memperlakukan apa yang dirindukannya.

Kaum muslimin saat ini, tidak akan menjadi lebih baik dari kondisi sekarang kecuali jika mereka kembali kepada Alquran tentang masalah kematian, menghadapinya sebagai sebuah seni, bahkan sebagai suatu seni yang sangat indah.

Baca Juga : Saudara-Saudara Syetan di Bulan Ramadhan

Alquran memaparkan tentang kematian kepada kaum mukminin sebagai akhir kehidupan yang pendek lagi fana dan melelahkan ini. Kematian menyambut kehidupan yang tenang penuh kebahagiaan, kesejahteraan dan kenikmatan. Didalamnya terdapat apa yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dalam benak manusia berupa kenikmatan dan kemuliaan. Semua itu disediakan bagi orang yang mengetahui bagaimana berbuat baik dengan ilmunya dalam kehidupan, juga bagi orang yang berbuat baik dalam memilih metode kematian.

Alquran lalu memaparkan bahwa kematian adalah takdir yang telah ditentukan, lari dan hati hati tidak akan menyelamatkan darinya. Tak seorangpun yang akan dapat lari. Setiap orang akan mati menurut ketentuan Allah yang telah Dia takdirkan. Tetapi mereka semua berbeda cara kematiannya.

Orang-orang mukmin generasi pertama telah memahami hakikat seni ini. Mereka mencintai kematian, karena itu mereka dianugrahi kehidupan. Hal ini tercermin dalam ungkapan abadi Abu Bakar Ra, "Wahai Khalid, bersungguh-sungguhlah mencari kematian, niscaya engkau dianugrahi kehidupan."

Baca Juga : Orang Boros itu akan Irit pada Masanya

Hal ini juga tercermin dalam ungkapan Ali bin Abi Thalib Ra, "Demi Allah, sungguh putra Abu Thalib lebih mencintai kematian dibandingkan bayi yang mencintai susu ibunya."

Halaman :


Editor : Bsafaat