Menyedihkan, Kabupaten Bogor Masuk Tiga Besar Stunting Tertinggi Jawa Barat

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Barat melakukan sosialisasi program percepatan penurunan balita stunting di wilayah khusus Kabupaten Bogor.

Menyedihkan, Kabupaten Bogor Masuk Tiga Besar Stunting Tertinggi Jawa Barat
Sunting di Kabupaten Bogor diketahui masih tinggi, masuk tiga besar di Jawa Barat.
INILAHKORAN, Bogor - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Barat melakukan sosialisasi program percepatan penurunan balita stunting di wilayah khusus Kabupaten Bogor.
Disebut wilayah khusus karena di Kabupaten Bogor, jumlah balita stuntingnya mencapai 28 persen atau termasuk ke dalam tiga besar di Provinsi Jawa Barat.
"Hari ini kami bersama mitra kerja DPR melakukan sosialisasi program percepatan penurunan balita stunting di wilayah khusus Kabupaten Bogor, karena jumlah kasusnya terbilang tinggi," ucap Koordinator KBKR Perwakilan BKKBN Jawa Barat Pintauli Romangasih Siregar kepada wartawan, Sabtu, (20/02/2022).
Pintauli menuturkan bahwa jajarannya berada di titik hulu penanganan penurunan balita stunting, langkahnya mempersiapkan calon pengantin atau khususnya calon ibu hamil.
"Pada saat calon pengantin atau khususnya calon ibu hamil dikatakan oleh bidan, belum siap hamil. Maka kami perbaiki dulu gizinya hingga calon ibu hamil tidak lagi mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah," tutur Pintauli.
Ia menambahkan jajarannya juga di hari Sabtu kemarin mensosialisasikan cara memasak hidangan bergizi, dan menekankan bahwa makanan bergizi tidak harus mahal harganya.
"Tidak selalu makanan bergizi harus mahal, saya menghimbau agar tidak menyantap junkfood dan lebih memasak dengan cara yang sederhana, higienis dan yang pasti harus bergizi. Kami juga menyarankan agar pasangan suami istri menjaga jarak kelahiran anak, hingga bisa terpantau pemberian makanan bergizinya," tambahnya.
Anggota DPR-RI dari daerah pemilihan (Dapil) Kabupaten Bogor Anton Sukartono Suratto menerangkan terjadinya balita stunting tidak hanya karena ketidak tahuan akan makanan bergizi, tetapi juga karena faktor kemiskinan.
"Kasus balita stunting di Kabupaten Bogor juga harus ditangani dari sisi pengentasan angka kemiskinan, karena kasus ini juga terjadi di pemukiman yang kurang layak huni dan juga di 'kantong-kantong' pengangguran," terang Anton Sukartono Suratto.
Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat ini melanjutkan bahwa akibat stunting atau gizi buruk, maka bisa mengakibatkan terganggunya pertumbuhan otak, hingga menjadi ancaman serius bagi kita semua.
"Tak kita pungkiri, bahwa pandemi Covid-19 menjadi penyebab tingginya kasus balita stunting, kareka kondisi ekonomi mempengaruhi asupan gizi anak-anak atau balita. Mari kira tekan kasus balita stunting, hingga anak-anak Indonesia biaa tumbuh maksimal dan mampu bersaing di tingkat internasional. Kegiatan sosialisasi hari ini membuktikan bahwa negara bertanggungjawab akan nasib rakyatnya," lanjutnya. (Reza Zurifwan)


Editor : Zulfirman