Meski Harga Cabai Rawit Melonjak di Pasaran, Petani di Lembang Hanya Dapat Untung Pas-pasan 

Melonjaknya harga cabai rawit di pasaran tak serta merta memberikan dampak positif terhadap perekonomian para petani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Meski Harga Cabai Rawit Melonjak di Pasaran, Petani di Lembang Hanya Dapat Untung Pas-pasan 
Justru, saat harga cabai rawit melonjak itu para petani di Lembang hanya mendapat keuntungan yang pas-pasan lantaran kerap mengalami gagal panen. (ilustrasi/agus satia negara)

INILAHKORAN, Ngamprah - Melonjaknya harga cabai rawit di pasaran tak serta merta memberikan dampak positif terhadap perekonomian para petani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Justru, saat harga cabai rawit melonjak itu para petani di Lembang hanya mendapat keuntungan yang pas-pasan lantaran kerap mengalami gagal panen.

Salah satunya seperti yang dirasakan Mas Kus (38), petani di Lembang yang menanam cabai di Kampung Cicalung, Desa Wangunharja. Dia mengaku, meski harga cabai rawit mengalami kenaikan. Namun, para petani hanya mendapat untung pas-pasan.

Baca Juga : Antisipasi Kerugian Lantaran Kematian Ikan Massal, Peternak KJA Waduk Saguling Kurangi Tebar Benih

"Penyebabnya karena gagal panen, sehingga produksi cabai tak maksimal," ungkap Mas Kus kepada wartawan, Jumat 13 Januari 2023.

Dalam kondisi normal, sebut dia, tiap satu pohon cabai rawit bisa menghasilkan 0,5 kilogram. Namun, karena gagal penen, satu pohon hanya menghasilkan 250 gram. 

"Imbasnya, meski harga cabai rawit mengalami kenaikan, hasil penjualan hanya mampu menutup biaya produksi," ujarnya.

Baca Juga : Gunung Tangkuban Parahu Semburkan Asap, PVMBG Minta Masyarakat Tetap Tenang

"Memang cabai sekarang mencapai Rp50 ribu per kilogram dari petani. Meski besar, karena produksi sedikit, hanya bisa tutupi biaya pupuk dan nutrisi," sebutnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani