Obituari Arnaz Ferial Firman, sang Panutan Kantor Berita ANTARA

Rabu sore sekitar pukul 16.30 WIB, pesan beruntun tak henti masuk dalam layar telepon seluler awak redaksi ANTARA.

Obituari Arnaz Ferial Firman, sang Panutan Kantor Berita ANTARA
Arnaz Ferial Firman semasa hidupnya. (antara)

Arnaz, bagi dia, bagai oase di tengah segala keterbatasan. Ia seperti mesin pencarian di kala kebingungan melanda setiap pewarta dalam merangkai kata demi kata, bait demi bait.

"Pak Arnaz sudah banyak mengajarkan kita yang juniornya bagaimana untuk meliput berita, membuat berita. Dan Pak Arnaz begitu detail, tentu kehilangan sosok yang besar, yang menjaga marwah jurnalistik ANTARA," kata dia.

Loyalitas dan Dedikasi

Baca Juga : Menpora: Hambalang Belum Pasti Menjadi Tempat Pelatnas

Arnaz Ferial Firman lahir di Bandung pada 2 Juni 1956. Ia bergabung di ANTARA sejak 1 Oktober 1982 dan mengakhiri masa baktinya hingga 2018.

Sebenarnya, Arnaz pewarta istana yang pernah menjalani tugas pada masa tiga presiden: Soeharto, KH Abdurrahman Wahid, dan Megawati Sukarnoputri itu mengakhiri masa purna pada 1 Juli 2012, akan tetapi segala jerih pemikirannya masih dibutuhkan ANTARA hingga diputuskan untuk tetap mengabdi hingga 2018.

Loyalitasnya terhadap ANTARA bukan menjadi hal yang patut dipertanyakan lagi. Ketika bekerja, ia kadang harus mondok di kantor lantaran keterbatasan fisiknya. Ia harus menjaga kesehatan namun tak bisa meninggalkan profesinya yang dicintainya itu.

Pernah suatu ketika saat Zainal Abidin mendapat tugas siaga di kantor. Ia melihat almarhum masih sibuk di meja redaksinya, padahal saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB dan Arnaz tidak tengah bertugas sebagai redaktur siaga.


Editor : suroprapanca