Pelaku UMKM Diharapkan Tidak Sepelekan Laporan Keuangan

Satu tahun sudah negeri ini mengalami masa pandemi Covid-19. Seluruh aspek perekonomian negara terdampak akibat pandemi tersebut, tidak terkecuali bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tak sedikit UMKM yang tidak mampu beradaptasi dalam masa pandemi ini sehingga terpaksa gulung tikar.

Pelaku UMKM Diharapkan Tidak Sepelekan Laporan Keuangan
istimewa

Dengan melakukan financial check-up lanjut Sakina, diantaranya para pelaku UMKM dapat mengetahui bagaimana menjaga kesehatan keuangan, sehingga dapat mengatasi masalah kecil yang kadang terlewatkan, mengoptimalkan penggunaan uang yang mana kadangkala penggunaannya tidak terpisahkan antara penggunaan uang untuk kepentingan pribadi dan usaha yang dimiliki.

"Mengetahui keadaan cash flow keuangan yang kadangkala hanya dianggap angin lalu padahal memiliki arti penting untuk keberadaan usaha para pelaku UMKM, dan terakhir adalah bagaimana melakukan investasi di masa depan dengan melihat semua potensi yang ada dengan menggunakan tren sederhana yang dapat dilakukan sendiri perhitungannya oleh para pelaku UMKM itu sendiri," papar Sakina.

Selain itu, lanjut Sakina, para peserta juga diberikan langkah-langkah finansial agar tercapai kondisi keuangan yang lebih baik bagi para pelaku UMKM, mencatat seluruh transaksi yang terjadi baik yang berkenaan dengan kas masuk maupun kas keluar.

Baca Juga : Kembali Pimpin PKB Bandung, Erwin Affandi Mantap Bidik Kursi Wali Kota

Kelemahan yang selama ini terjadi yakni para pelaku UMKM itu lalai melakukan pencatatan transaksi yang biasanya nilainya kecil. Padahal, hal tersebut tetap harus dicatat untuk mengetahui keseluruhan transaksi yang terjadi, selalu membuat anggaran untuk setiap pengeluaran baik yang bersifat rutin maupun insidentil.

Hal ini diperlukan agar jangan sampai terjadi penumpukan baik itu bahan baku yang pada ujungnya belum tentu terpakai atau bahkan terjadinya overbudget yang tidak terpakai dan para pelaku UMKM diharapkan mampu menahan setiap keinginan akan pengeluaran yang tidak diperlukan.

"Sudah banyak terjadi adanya keinginan yang kadangkala tidak sesuai dengan budget tetapi masih dipaksakan, sehingga pada ujungnya akan muncul kewajiban atau utang yang mana belum tentu akan menghasilkan keuntungan dari munculnya utang tersebut," paparnya. (Okky Adiana)

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani