Populasi Sapi di Australia Menurun, Harga Daging di Jabar Ikut Meroket

Melonjaknya harga daging sapi membuat sejumlah pedagang di pasar tradisional mogok berjualan. Tak terkecuali di Jawa Barat, kenaikan harga pun tidak bisa dihindari.

Populasi Sapi di Australia Menurun, Harga Daging di Jabar Ikut Meroket
Dok InilahKoran

INILAH, Bandung- Melonjaknya harga daging sapi membuat sejumlah pedagang di pasar tradisional mogok berjualan. Tak terkecuali di Jawa Barat, kenaikan harga pun tidak bisa dihindari.

Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat Jafar Ismail mengungkapkan sejumlah alasan harga daging sapi dapat melambung belakangan ini. Terlebih untuk di Jabar, di mana 90 persen kebutuhan sapi didatangkan dari luar, baik itu dari provinsi dan negara lain. 

"Kebanyakan kan seperti Jabar kebutuhan daging sapi itu 90% dipenuhi dari luar bukan dari sapi lokal," ujar Jafar, Kamis (21/1/2020).

Baca Juga : Tahun Lalu, 304 Kejadian Bencana di Garut Akibatkan Kerugian Rp19 Miliar

Jafar mengaku, negara Australia menjadi salah satu importir untuk daging sapi potong di Jabar. Di mana kenaikan harga sudah terjadi sejak 2020 lalu,  yang menyentuh USD 3,6 untuk satu kilogram bobot hidup dan bakalan. Bahkan sejak Juli 2020 sampai Januari itu sudah di USD 3,9 per satu kilogram.

"Jadi ada kenaikan sejak Juli hingga Januari itu sudah mencapai Rp13 ribu per kilogram dari harga sebelumnya," ungkapnya. 

Kenaikan ini tidak bisa dihindari, Jafar menjelaskan, di mana harga tinggi berkaitan dengan populasi Sapi di Australia sendiri yang mengalami penurunan. Hal itu tak luput dari pengaruh bencana alam yang terjadi di negeri kanguru tersebut.  

Baca Juga : KPM Mengeluh, Kartu BPNT Diduga Disalahgunakan

"Pada 2019 itu terjadi kebakaran Kemudian  terjadi 2020 banjir besar ini menurunkan populasi hampir 24 persen," kata Jafar. 

Halaman :


Editor : Bsafaat