Sang Pejuang Revolusi Menikah Setelah Merdeka

Mohammad Hatta (Bung Hatta) bersama Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Pergerakan politik sudah dimulainya sewaktu bersekolah di Belanda dari 1921–1932. Tujuan menggenggam kemerdekaan bagi rakyat Indonesia tak luput dari berbagai tantangan. Semuanya dihadapi dengan tegar.  

Sang Pejuang Revolusi Menikah Setelah Merdeka
istimewa

Bung Hatta Menikah Setelah Indonesia Merdeka

Dalam buku "Seratus Tahun Bung Hatta" ditulis oleh Meutia Farida Hatta. Sang ploklamator telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia sejak muda. Bahkan pria yang lahir dengan nama Mohammad Athar di Fort de Kock, Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 itu bersumpah tak akan menikah selama Indonesia belum merdeka. 

Baca Juga : Pengamat Apresiasi Komitmen DPR Tuntaskan RUU PDP

 

Bung Hatta pertama kali bertemu Siti Rahmiati Hatta di Institut Pasteur, Bandung. Kala itu, dia tengah mengadakan kunjungan bersama Presiden Soekarno. Bung Hatta hanya sekilas melihat wajah Rahmi. Perkenalan keduanya diinisiasi Bung Karno. Lalu ditemani melamar Rahmi. Saat itu Bung Hatta berusia 43 tahun sedangkan Rahmi 19 tahun. 

 

Buku berjudul "Alam Pikiran Yunani" ia jadikan mas kawin saat mempersunting Rahmi di sebuah villa di Megamendung, Bogor. Dari pernikahan yang digelar pada 18 November 1945 itu dikarunai tiga anak perempuan. Yakni Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi'ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta.


Editor : JakaPermana