Soal Pipa Milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor di Kampung Muara Lebak, Dedie Tegaskan Tak Harus Bayar Kompensasi

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim angkat bicara soal pipa saluran air milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor yang beberapa kali dirusak hingga bocor oleh pihak ahli waris pemilik lahan di Kampung Muara Lebak. 

Soal Pipa Milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor di Kampung Muara Lebak, Dedie Tegaskan Tak Harus Bayar Kompensasi
Dedie menegaskan, pipa milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor di Kampung Mara Lebak, Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat itu sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. (rizki mauludi)

INILAHKORAN, Bogor - Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim angkat bicara soal pipa saluran air milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor yang beberapa kali dirusak hingga bocor oleh pihak ahli waris pemilik lahan di Kampung Muara Lebak

Dedie menegaskan, pipa milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor di Kampung Mara Lebak, Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat itu sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

"Faktanya, pipa (milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor) di Kampung Muara Lebak itu sudah ada sejak 1918 di sisi aliran sungai. Jadi kemungkinan area tersebut tidak masuk dalam lahan yang dimaksud oleh ahli waris. Kemungkinan besar masuk area kewenangan PSDA atau wilayah Sungai," tegas Dedie kepada wartawan, Kamis 26 Oktober 2023.

Baca Juga : Mahasiswa Unpak Terjebak di Toilet Kampus, Damkar Kota Bogor Turun Tangan Evakuasi 

Dia menambahkan, pipa tersebut dibangun di atas lahan yang diperuntukan bagi jalur pipa air minum. Jika kemudian ada perubahan status atas lahan, karena administrasi yang kurang tepat misalnya keluar sertifikat PTSL beberapa tahun belakangan, maka bisa saja dianulir atau diperbaiki tata batasnya.

"Pemkot Bogor, sudah meminta lurah dan camat untuk mengecek mengapa bisa ada sertifikat atas nama warga di lahan tersebut. Dan, pihak Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor tak harus membayar kompensasi yang dituntut ahli waris, seperti yang sudah ramai diberitakan. Tentu tidak harus bayar kompensasi. Soalnya, pipa itu sudah ada dari zaman Belanda atau sejak dulu," tambah Dedie.*** (rizki mauludi)

Baca Juga : Angin Kencang Kepung Kabupaten Bogor, Kecamatan Cariu Paling Terdampak


Editor : Doni Ramdhani