Sudah, Saya Ikhlas, Kok...

PERSOALAN niat (ikhlas) adalah persoalan hati. Dan persoalan hati tidak akan habis bila dikupas. Tidak akan berhenti bila diperbaiki. Perbaikan berkenaan hati adalah perbaikan yang terus menerus. Simultan dan tak kunjung selesai. Begitu pun dengan niat atau keikhlasan.

Sudah, Saya Ikhlas, Kok...
Ilustrasi/Net

PERSOALAN niat (ikhlas) adalah persoalan hati. Dan persoalan hati tidak akan habis bila dikupas. Tidak akan berhenti bila diperbaiki. Perbaikan berkenaan hati adalah perbaikan yang terus menerus. Simultan dan tak kunjung selesai. Begitu pun dengan niat atau keikhlasan.

Seringkali pada zaman sekarang kita jumpai seseorang yang berkata, "Sudah tidak apa-apa, saya ikhlas, kok..."setelah melakukan amalan atau ketika ia menemui kesulitan dan kesedihan hidup. Padahal keikhlasan bukan amalan mulut/perkataan. Keikhlasan adalah amalan hati yang mulut tak perlu mengklaim.

Imam Abu Ya'qub as Susi pernah berkata, "Apabila orang-orang telah berani mempersaksikan bahwa keikhlasan telah melekat pada dirinya, maka sesungguhnya keikhlasan mereka itu masih butuh keikhlasan,".

Baca Juga : Lupa Puasa Kemudian Berjimak, Batalkah?

Maka hindari perkataan semisal "Sudah, saya ikhlas, kok.." dari mulut kita. Sebab hal itu akan menjadikan orang lain menjadi tahu kita ikhlas. Dan hal itu bisa menyeret kita dan amal kita kepada kerusakan.

Pertama, amal kita jadi diketahui oleh orang lain, padahal keikhlasan adalah tidak memerlukan pengakuan atau nilai selain dari Allah. Kedua, pengakuan kita ikhlas dapat menyeret kita menjadi tidak ikhlas karena kita menganggap diri kita suci dari sifat ketidakikhlasan.

Mari terus perbaiki hati dan niat kita. Salah satunya dengan jangan pernah mengklaim keikhlasan kita dalam beramal atau membantu orang lain, atau dalam menerima dan pasrah akan ujian atau cobaan yang menimpa kita.

Baca Juga : Benarkah Ada Larangan Jimak di Malam 1 Ramadan?

Semoga Allah memberi hidayah kepada kita. [Ustadz Afifuddin Rohaly MM]


Editor : Bsafaat