Survei: Elektabilitas Ganjar Pranowo Merosot Lantaran Gencar Serang Jokowi

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan terbarunya terkait elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres, kurun tiga bulan terakhir. Hasilnya, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot elektabilitasnya lantaran telalu sering mengeluarkan pernyataan yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Survei: Elektabilitas Ganjar Pranowo Merosot Lantaran Gencar Serang Jokowi
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan terbarunya terkait elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres, kurun tiga bulan terakhir. Hasilnya, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot elektabilitasnya lantaran telalu sering mengeluarkan pernyataan yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi)./istimewa

INILAHKORAN, Jakarta-Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan terbarunya terkait elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres, kurun tiga bulan terakhir. Hasilnya, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot elektabilitasnya lantaran telalu sering mengeluarkan pernyataan yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Akibat serangan membabi buta ini, tidak sedikit dari pendukung Jokowi yang selama ini memilih PDIP, mengalihkan dukungannya ke kubu lain. Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, serangan kubu Ganjar Pranowo kepada Jokowi justru menyebabkan 7,5 persen.

"Di Oktober waktu itu di angka 39,4 persen, di November 2023 turun diangka 31,9 persen,” ujar Adjie dalam paparan rilis survei LSI Denny JA bertajuk ‘90 Hari Menuju Pilpres: Yang Meroket dan Yang Terjungkal’, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Baca Juga : Penjelasan TNI AU Soal Jatuhnya Pesawat Tempur Super Tucano

Selain itu, sambung dia, pemenangan Ganjar Pranowo di wilayah kekuasaannya, Jawa Tengah, semakin tergerus dengan kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Adjie menyebut bahwa dari awalnya hanya kisaran 10,7 persen, pemilih Prabowo-Gibran mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 24,6 persen.  “Sementara Ganjar-Mahfud di Oktober 2023 di angka 70,1 justru mengalami penurunan di angka 61,8 persen,” tuturnya.

Tidak hanya blunder, penurunan terhadap elektabilitas Ganjar juga didukung oleh faktor kinerjanya sebagai mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) yang dinilai gagal menangani kemiskinan. Tercatat, Jateng merupakan provinsi termiskin kedua se-Indonesia selama 10 tahun kepemimpinan politikus berambut putih itu.

Baca Juga : Ketua KPK Diperiksa Polisi, Firli Bahuri Menghindari Cegatan Wartawan, Mukanya Ditutup Sendiri Pakai Tas Hitam

Terakhir, yang dianggap sebagai faktor pendukung penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud adalah sebutan petugas partai yang dilayangkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) kepada dirinya. Menurut Adjie, publik masih menilai bahwa Ganjar hanya seorang petugas yang ketika menjabat sebagai presiden nanti dirinya masih bisa disetir oleh penguasanya.

Halaman :


Editor : JakaPermana