1,5 Tahun Pandemi Covid-19, Sudah Baikkah Penanganannya di Indonesia?

Pandemi Covid-19 tengah melanda dunia dalam 1,5 tahun terakhir. Berdasarkan data dari worldometers.info.

1,5 Tahun Pandemi Covid-19, Sudah Baikkah Penanganannya di Indonesia?
Wali Kota Bogor Bima Arya menjalani vaksinasi Covid-18 dosis kedua di Gedung Puri Begawan Kota Bogor, Senin (9/8/2021). (antara)

"Saat ini juga ada usaha media untuk berkolaborasi dengan para ahli, agar dokter bisa melakukan edukasi kepada masyarakat. Karena edukasi itu amat penting," ujarnya.

Jika tidak, lanjut dr Vito, maka masyarakat tidak memahami pandemi yang saat ini terjadi. Dia menceritakan, dalam pandemi Flu Spanyol 100 tahun yang lalu, karena masih minimnya edukasi menyebabkan jatuh korban yang amat banyak.

Orang tidak mengetahui bagaimana bisa ada yang terkena flu, jatuh langsung meninggal dunia.

"Pandemi saat itu (juga) terjadi di seluruh dunia, diperkirakan sepertiga populasi manusia di dunia meninggal dunia (akibat flu Spanyol),” tambah dr Vito.

Berkaca dengan kondisi pandemi di beberapa negara, seperti di India, jumlah kematian yang tercatat secara resmi akibat Covid-19 pada akhir Juni lalu mencapai 400.000. Meski menurut Riset Center for Global Development (CGD) diperkirakan jumlah kematian akibat Covid-19 di India bisa 10 kali lipat lebih tinggi dari jumlah resmi yang tercatat dalam data Pemerintah. India juga menempati peringkat kedua, Negara dengan kasus Covid-19 tertinggi kedua di dunia.

Sementara Thailand, pada akhir Juli lalu, kembali menghadapi lonjakan kasus dengan penambahan kasus harian lebih dari 17,5 ribu. Dengan angka kematian lebih dari 4,5 ribu. Thailand sempat menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang bisa mengendalikan pandemi Covid-19 dengan sangat baik pada awal-awal masa pandemi. Namun menghadapi masalah saat program vaksinasi.

Pemerintah Thailand memiliki kendala pada stok dan pengelolaan program vaksinasi. Pemerintah Thailand juga dinilai terlambat dalam memesan vaksin dibandingkan dengan negara-negara seperti Brunei, Vietnam, Indonesia hingga Malaysia.


Editor : suroprapanca