Alun-alun Kota Cirebon, dari Pasangan Arsitek untuk Kemajuan Jabar

Di balik meronanya Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon tersurat sentuhan tangan duo arsitek kebanggaan Indonesia Daliana & Florian, founder dari SHAU (Suryawinata Heinzelmann Architecture & Urbanism) di Rotterdam, Belanda dan Bandung, Indonesia.

Alun-alun Kota Cirebon, dari Pasangan Arsitek untuk Kemajuan Jabar
humas pemprov jabar

Adapun material bata merah digunakan agar sesuai dengan warna Candi Bentar yang mereka referensikan. Selain itu juga terasa familiar untuk warga Cirebon. 

Di sisi lain, Daliana mengaku ada kesulitan dan tantangan dalam merancang Alun-alun tersebut. 

"Kesulitan dan tantangannya adalah bahwa Alun-alun Kejaksan ini sangat penting untuk semua dan lokasinya strategis, maka banyak sekali permintaan dari berbagai pihak," ujar dia. 

Baca Juga : Uu Ruzhanul Tekankan Pentingnya Pendidikan Ukhrawi dan Duniawi untuk Anak

Misalnya, lanjut dia, masjid membutuhkan parkir dan lapangan, RTH minimal 30 persen yang mana tercapai, serta kebutuhan ruang publik dengan berbagai kegiatan mulai dari bermain, membaca, plaza-plaza perlu didesain dengan sangat baik. 

Menurut dia, Plaza Memorial didesain melibatkan partisipasi sejarawan dan budayawan setempat. 

Diakui dia, adanya basement menjadi tantangan tersendiri. Penataan PKL di lokasi juga diperlukan. 

"Maka sebenarnya perancangan Alun-alun Kejaksan ini sebenarnya cukup kompleks. Tapi semua itu terbayar karena kami senang  Pemprov dan Pemkot Cirebon selalu mendukung dengan baik," ucapnya. 


Editor : JakaPermana