Analisa Gestur Jokowi-Ma’ruf dalam Debat

INILAH, Jakarta - Debat perdana calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2019 yang diikuti Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Jakarta, Kamis&n

Analisa Gestur Jokowi-Ma’ruf dalam Debat
Ilustrasi

INILAH, Jakarta - Debat perdana calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2019 yang diikuti Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Jakarta, Kamis malam (17/1/2019), telah usai.

Monica Kumalasari, pakar bahasa tubuh berbasis sains yang mendapat lisensi dari Paul Ekman, mengupas bahasa tubuh dua pasang calon pemimpin Indonesia periode 2019-2024.

Raut wajah "Mata itu jendela jiwa, dari sisi Jokowi terlihat alisnya bergerak turun naik ketika dia mau mengatakan penegasan," kata Monica saat dihubungi Antara, Kamis malam.

Ada perubahan gaya dari Jokowi dan Prabowo dalam debat perdana ini. Jokowi yang biasanya santai jadi lebih tegas, sementara Prabowo jadi lebih kalem.

Para kandidat punya cara yang berbeda dalam menegaskan suatu argumen. Jokowi menandakannya dengan mengulang-ngulang kata tersebut. "Juga bicaranya pakai tone suara perut," imbuh Monica mengenai Jokowi. Dari gaya verbal, Jokowi banyak menyajikan data saat berargumen.

Dibandingkan Jokowi - Ma'ruf, pasangan Prabowo - Sandi memang terlihat lebih "mesra" karena mereka memang lebih lama menjalin chemistry.

Ekspresi subtil campur aduk antara geram dan malu sekilas nampak di wajah Prabowo saat Jokowi menyebut soal juru kampanyenya yang mengaku babak-belur dianiaya, padahal bekas operasi plastik. Jokowi bicara soal kebohongan Ratna Sarumpaet pada akhir 2018.

Ma'ruf Amin bisa dibilang paling pendiam selama debat perdana karena panggung lebih didominasi oleh Joko Widodo. Pada awal debat, dia sempat diberi kesempatan untuk menambahkan argumen Jokowi, tapi memilih untuk diam.

"Saya tidak menambah, saya mendukung pernyataan Pak Jokowi," ujar Ma'ruf. Monica melihat situasi itu memang sudah ditentukan sejak awal, di mana Ma'ruf memang berkontribusi pada tema-tema tertentu yang dia kuasai.

Ketika menolak untuk menambahkan pernyataan Jokowi, Ma'ruf terlihat masih grogi karena panggungnya berbeda dari aktivitas ceramah. Namun belakangan kegugupannya mereda dan dia menambahkan sedikit komentar di sana-sini.

"Jokowi mendominasi, tapi Ma'ruf tetap dikasih kesempatan untuk bicara." Dibandingkan Prabowo - Sandi, interaksinya dengan Jokowi lebih terbatas. Monica berpendapat ini karena Jokowi bersikap hormat terhadap Ma'ruf sebagai seorang figur besar.

Meski dinilai sebagai kandidat yang paling gugup, Ma'ruf dianggap banyak memperlihatkan senyum tulus selama debat berlangsung. "Ada senyum tulus, ada senyum sosial. Banyak senyum tulus yang terlihat dari Ma'ruf," katanya.

Jokowi menggulung lengan baju usai memberikan pernyataan penutup, menolak tawaran untuk menghabiskan jatah bicaranya yang masih tersisa. Menurut Monica, ini menyiratkan keinginannya untuk segera melanjutkan pekerjaan.

Kedua kubu, meski dipersilakan untuk memberikan kata-kata penutup "menyejukkan" untuk mengapresiasi pesaing, memilih untuk tidak saling memuji. Namun suasana dingin itu kembali menghangat ketika debat usai, di mana Jokowi berjalan lebih dulu ke arah Prabowo dan mereka saling berpelukan.


Editor : inilahkoran