Bakhil kepada Keluarga, Royal kepada Tetangga

UNGKAPAN di judul itu seringkali kita mendengar dari keluhan para isteri yang heran dan geram dengan gaya hidup suaminya, gaya hidup tampil kaya di depan tetangga, mengeluh miskin di depan isteri dan anaknya.

Bakhil kepada Keluarga, Royal kepada Tetangga
Ilustrasi/Net

UNGKAPAN di judul itu seringkali kita mendengar dari keluhan para isteri yang heran dan geram dengan gaya hidup suaminya, gaya hidup tampil kaya di depan tetangga, mengeluh miskin di depan isteri dan anaknya.

Ada seorang bapak yang oleh anaknya sendiri dijuluki papa pentil, karena setiap angin yang masuk ke ban melaluinya tak kan bisa diharap keluar lagi kecuali bannya bocor. Untuk para bapak, janganlah bersikap seperti itu. Untuk para anak, tolong yang sopan ke bapaknya jangan diberi julukan seperti itu.

Bahwa keuangan keluarga perlu diatur adalah pandangan yang sama-sama kita setujui. Namun bahwa semua usaha itu adalah untuk membangun keluarga yang baik, mapan dan kuat adalah idealitas yang tidak bisa dibantah siapapun. Suami bekerja adalah untuk keluarga, istri pun bekerja adalah untuk keluarga. Suami dan istri bekerja untuk anak-anak dan cucunya. Setuju? Harus. Kalau tidak, bisa lahir konflik.

Baca Juga : Yang Menitis dari Wudhu Seorang Ibu

Alkisah seorang suami yang bakhil sekali pada keluarganya. Pengeluaran keuangan super ketat, demi masa depan katanya. Entah masa depan siapa. Si suami ini bekerja untuk mengumpulkan uang adalah super keras. Tak ada pekerjaan yang ditolaknya, selama ada waktu dan bisa menghasilkan uang.

Bagi banyak orang, dia dianggap pahlawan bagi keluarganya. Bagi keluarganya, dia dianggap sebagai orang dengan status membingungkan. Memang dia adalah suami bagi isterinya dan bapak bagi anak-anaknya, namun tak pernah memberikan nafkah yang cukup. Bagaimanakah pandangan agama atas perilaku bapak seperti ini? Kapan-kapan kita bahas.

Pernah suatu saat si bapak itu bekerja di luar pulau selama 3 bulan. Karena si istri berada dalam kondisi kepepet keuangan, maka si istri mengirim surat kilat khusus. Saat itu belum ada handphone. Namun, balasan tak kunjung tiba. Si istri dan anak-anaknya menangis kelaparan. Si istri marah memuncak pada suaminya, anaknya pun ikut emosi. Saat si bapak tadi pulang, si istri dengan wajah memerah bertanya: "Mengapa tidak membalas surat yang aku kirimkan?" Suaminya menjawab: "Tak ada surat apapun untukku." Istrinya mengatakan: "Ada. Ini bukti pengirimannya." Sang suami bertanya: "Ooo, surat yang isinya minta kiriman uang itu?" "Iya," jawabnya. Suaminya kembali berkata: "O, yang itu masih belum sampai pada saya." Hahaaa, berapa kira-kira IQ suami macam begini? Salam, AIM. [*]

Baca Juga : Celakalah Tumit dari Api Neraka, Sempurnakan Wudu!


Editor : Bsafaat