Balada Dua Bocah Pengamen Boneka dari Banjaran Kabupaten Bandung

Menjadi bocah pengamen boneka tentu bukan menjadi cita-cita dua orang anak laki-laki asal Jalan Stasiun Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung ini. 

Balada Dua Bocah Pengamen Boneka dari Banjaran Kabupaten Bandung
Himpitan ekonomi keluarga memaksa kedua bocah pengamen boneka ini untuk turut mengais rejeki dengan menyusuri keramaian dan pertokoan dan Pasar Banjaran, mengharap belas kasih sesama warga Kabupaten Bandung. (rd dani r nugraha)

INILAHKORAN, Soreang - Menjadi bocah pengamen boneka tentu bukan menjadi cita-cita dua orang anak laki-laki asal Jalan Stasiun Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung ini. 

Namun, himpitan ekonomi keluarga memaksa kedua bocah pengamen boneka ini untuk turut mengais rejeki dengan menyusuri keramaian dan pertokoan dan Pasar Banjaran, mengharap belas kasih sesama warga Kabupaten Bandung.

Reyhan (12) dan Entan (9) adalah dua orang bocah pengamen boneka yang sehari-hari mengamen menyusuri pertokoan, pasar dan pemukiman warga di sekitar Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Kostum yang mereka pakai adalah boneka karakter anime Jepang  berukuran anak-anak.

Baca Juga : Seorang Pelajar di Bandung Tewas Lantaran Bawa Motor ke Jalur Cepat Jalan Soekarno-Hatta

"Kostum boneka ini kami sewa seharga Rp30 ribu. Kalau ngamen yang ngasih macam-macam, ada yang Rp2.000, Rp5.000 atau lebih. Ada juga yang kasih makanan, tapi banyak juga yang enggak kasih. Biasanya sih sehari dapat uang sekitar Rp100 ribu dan dibagi dua. Uangnya untuk jajan dan bantu orang tua," kata Reyhan, saat ditemui di emperan toko di Pasar Banjaran, Senin 5 Juni 2023. 

Keduanya adalah warga Jalan Stasiun Kecamatan Banjaran ini masih tercatat sebagai siswa di salah satu SDN di sekitar tempat tinggal mereka. Aktivitas mengamen mereka lakoni sepulang sekolah. Keduanya memilih mencari uang ketimbang bermain seperti kebanyakan anak-anak seumuran mereka. Ngamen dengan kostum aneme kartun Jepang ini mereka jalani kurang lebih setahun lamanya.

"Ya inginnya sih main seperti anak-anak lain. Tapi karena harus bantu orang tua cari uang, bapak saya kerjanya tukang memasang panggung, jadi saya harus cari uang bantu orang tua," ujar Reyhan.

Baca Juga : Tedy Rusmawan Menilai CFD di Dago Kota Bandung Lebih Baik dari Tahun Sebelumnya

Entan pun mengamini ucapan kawan senasibnya itu. Ia memilih mencari uang dari pada bermain menghabiskan waktu sepulang sekolah. Terik matahari atau hujan tak membuatnya patah semangat untuk mengais rejeki. 

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani