Benarkah Hubungan Suami-Istri Tanpa Busana Dilarang?

HINGGA saat ini, banyak Muslim yang beranggapan bahwa ketika suami istri berjima, mereka harus menutupi tubuhnya alias tidak diperbolehkan tanpa busana. Umumnya, anggapan ini dilandasi oleh dua hadis berikut ini.

Benarkah Hubungan Suami-Istri Tanpa Busana Dilarang?
Ilustrasi/Net

HINGGA saat ini, banyak Muslim yang beranggapan bahwa ketika suami istri berjima, mereka harus menutupi tubuhnya alias tidak diperbolehkan tanpa busana. Umumnya, anggapan ini dilandasi oleh dua hadis berikut ini.

Pertama, hadis riwayat Ibnu Majah. "Jika seseorang di antara kalian hendak mendatangi istrinya, maka hendaklah menutupi tubuhnya, dan janganlah bertelanjang bulat seperti telanjangnya dua khimar."

Kedua, hadis riwayat Tirmidzi. "Janganlah kalian bertelanjang, sebab sungguh bersama kalian ada makhluk yang tak pernah berpisah..."

Baca Juga : Dua Jenis Zikir yang Perlu Kita Bedakan

Bagaimanakah duduk persoalan yang sebenarnya dan bagaimana kedudukan dua hadis tersebut? Salim A. Fillah di dalam bukunya Bahagianya Merayakan Cinta menjelaskan bahwa hadis pertama (yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah) adalah dhaif. Dalam sanadnya terdapat Al Ahwash bin Hakim dan Walid bin Al Qasim Al Hamdani, keduanya dhaif. Bahkan, An Nasai memberi catatan: "hadis ini mungkar."

Sedangkan hadis kedua (riwayat Tirmidzi), sesungguhnya tidak bisa dijadikan alasan suami istri harus menutup tubuhnya dengan selimut atau semisalnya saat berjima dikarenakan malu dengan makhluk lain yang disebutkan dalam hadis tersebut. Padahal, di dalam hadis itu telah ada jawabannya. Yakni kelanjutan hadis tersebut yang sering tidak diketengahkan secara lengkap.

"Janganlah kalian bertelanjang, sebab sungguh bersama kalian ada makhluk yang tak pernah berpisah kecuali di saat kalian membuang hadats di jamban dan ketika seorang suami mendatangi istrinya" (HR. Tirmidzi).

Baca Juga : Orang yang Bermain Dadu Salatnya tak Diterima

Salim A. Fillah kemudian menutup penjelasannya dengan kalimat berikut: "Allah tidak menghendaki kesulitan bagi hamba-Nya, bahkan Ia menghendaki kemudahan bagi mereka. Ketika seorang hamba bersama istrinya telah menutup diri dari pandangan manusia di dalam satu bilik di rumahnya, maka Allah tidak lagi membebani mereka dengan hal yang menyulitkan dan memberatkan seperti memakai selimut. Karena bisa jadi selimut akan mengganggu jika hendak berekspresi dan berkreasi. Padahal yang demikian adalah hak yang Allah berikan pada mereka berdua untuk meraih kemuliaan di sisi-Nya."

Halaman :


Editor : Bsafaat