Budaya Ewuh Pakewuh vs Klaster Keluarga Covid-19

Suasana pertemuan keluarga besar yang semula diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketat dengan saling bersalaman ala tinju dan sikut, tiba-tiba berubah kikuk karena eyang lebih suka salaman berpegang telapak tangan, bahkan ingin memeluk erat anak-anak cucu-cucunya.

Budaya Ewuh Pakewuh vs Klaster Keluarga Covid-19
Ilustrasi/Antara Foto

Banyak kasus penularan virus corona terjadi akibat abai penerapan protokol kesehatan saat ada pertemuan keluarga. Apalagi persentase orang tanpa gejala (OTG) lebih tinggi dibanding mereka yang bergejala, khususnya pada usia muda, sehingga tanpa sengaja mereka menularkan virus pada anggota keluarga yang lain.

Petugas survailans di sejumlah daerah juga mengakui kesulitan menelusuri jika yang melanggar ini komunitas keluarga yang jumlahnya tidak sebanding dengan tenaga survailans yang ada.

Hal ini menjadi salah satu sebab mengapa jumlah kluster keluarga semakin hari semakin meledak karena banyak yang tidak di-tracing secara akurat karena keterbatasan tenaga survailans. Sejumlah satgas di daerah sudah mulai mengakui kesulitan untuk mengendalikan kluster keluarga dan menjadi penyumbang yang dominan dalam kasus COVID- 19.

Baca Juga : Ajang BIGO Awards Gala 2021 Sukses Digelar Online

Ewuh pakewuh menjadikan orang Indonesia tidak berani menegur orang lain yang sebenarnya jelas melanggar protokol kesehatan di masa pandemi. Kita akhirnya menoleransi sebuah pelanggaran karena sungkan atau merasa tidak enak, tetapi akibatnya penyebaran menjadi makin sulit dikendalikan.


Sansekerta

Ewuh pakewuh berasal dari bahasa sangsekerta. Ewuh yang berarti repot dan pakewuh memiliki arti tidak enak perasaan. Namun budaya ewuh pakewuh yang merupakan budaya khas ketimuran sering dianggap sebagai perilaku yang menghormati sikap orang lain, menoleransi perbedaan pandangan dan sikap karena perasaan tidak enak berkonfrontasi dengan pihak lain atau tidak ingin mempermalukan orang di hadapan orang lain.

Budaya ini telah menghegemoni masyarakat Jawa, namun dengan sebaran suku Jawa yang hampir ada di pelosok Indonesia menjadikan ewuh pakewuh juga dikenal dan diikuti komunitas suku lainnya.


Editor : Bsafaat