Bung Karno di Mata Ridwan Kamil

Ridwan Kamil terang-terangan mengakui mengagumi sosok Soekarno, karena menurutnya layak menjadi suri tauladan bagi anak bangsa dalam membangun Indonesia.

Bung Karno di Mata Ridwan Kamil

Demikian pula PNI, partai yang didirikannya turut dibubarkan oleh Belanda. Setelah bebas pada 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo. Kegigihannya dalam memperjuangkan kemerdekaan kembali membuat penjajah murka, yang akhirnya dia diasingkan ke Ende, Flores pada 1933. Sebelum akhirnya dipindahkan ke Bengkulu empat tahun kemudian.

Setelah melakukan perjuangan yang panjang, akhirnya mimpi Bung Karno terealisasi. Puncaknya pada Agustus 1945, ketika bersama tokoh lainnya menyusun naskah proklamasi yang akhirnya dibacakan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur, No. 56, Jakarta Timur pada pukul 10.00 WIB. Momen ini sekaligus mengukuhkan kedaulatan Republik Indonesia, sekaligus mengakhiri kependudukan penjajah. (Yuliantono)

Baca Juga : Ini Langkah Lanjutan Pemprov Jabar, Pasca Hilangnya Seribuan Al-Qur’an di Masjid Raya Al-Jabbar

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti