Cara Mengatasi Kehilangan Cinta

USTAZ Abu Ammar al-Ghoyami mengatakan, "Jadilah seorang yang berperasaan." Sementara yang sering kita jumpai, banyak pasangan rumah tangga yang meninggalkan perasaannya--kalau bukan perasaan itu yang justru telah meninggalkan mereka. Akibatnya, keluarga itu pun tidak henti-henti dihajar gelombang dan badai yang mengguncang biduk yang mereka naiki selama mengarungi bahtera rumah tangga.

Cara Mengatasi Kehilangan Cinta

Kalau kita tilik kembali, maka kita akan tahu bahwa satu tingkatan kelebihan berupa kepemimpinan itu sesungguhnya telah mereka terima dan mereka miliki. Bahkan sejak awal ia mengikat janji yang agung, mitsaqon gholizhon, saat ia menyatakan telah menerima pernikahan dengan istrinya maka sejak itu berarti kelebihan itu telah ia terima. Namun yang harus dipahami bersama, bahwa kepemimpinan yang dianugerahkan oleh Alloh azza wajalla kepada para suami itu sama sekali tidak untuk menjadikannya sebagai pemimpin yang jelek lagi kasar. Namun Alloh subhanahu wataala hanya menghendaki sikap arif, adil, dan bijaksana suami dalam memimpin istri-istri mereka. Alloh azza wajalla tidak menghendaki suami menjadi seorang pemimpin yang hilang perasaan serta kasih sayangnya. Dari sini para istri harus pula memahami kedudukan suami atas dirinya sebagai seorang pemimpin meski mereka telah tahu bahwa hak-hak antara mereka sama. Dengan demikian, mereka tidak tersalah dalam mempergauli suaminya yang sekaligus pemimpinnya.

Kiranya dengan tetap saling menjaga perasaan dalam bergaul pasutri akan memahami hakikat kebersamaan hidup. Sebaliknya, kedekatan akan terasa pudar bila perasaan telah terbang menghilang. Maka tiada pilihan lain, kita harus menjadi pasutri yang berperasaan. Semoga bermanfaat.[]

Baca Juga : 17 Ciri Meninggal Husnul Khatimah

Halaman :


Editor : Bsafaat