Dari 25 Kasus Gagal Ginjal Misterius di Jabar, 15 Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) mencatat sebanyak 25 kasus Gagal Ginjal Akut Misterius terjadi di Jabar. Dari jumlah kasus itu, 15 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Dari 25 Kasus Gagal Ginjal Misterius di Jabar, 15 Meninggal Dunia
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) mencatat sebanyak 25 kasus Gagal Ginjal Akut Misterius terjadi di Jabar. Dari jumlah kasus itu, 15 di antaranya dinyatakan meninggal dunia./ilustrasi

INILAHKORAN, Bandung-Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) mencatat sebanyak 25 kasus Gagal Ginjal Akut Misterius terjadi di Jabar. Dari jumlah kasus itu, 15 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan, data tersebut 
terhitung sejak awal Agustus hingga 21 Oktober 2022.
"Kami mendapatkan data, ada 25 kasus, yang dinyatakan masuk ke gangguan ginjal misterius. Meninggal 15, jadi case fatality rate nya 60 persen," ujar Ryan, Sabtu (22/10/2022). 
Berkaca pada jumlah kasus tersebut, Ryan memastikan, pihaknya sudah membuat dan menyebarkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan soal alur penanganan. Adapun surat edaran ini nantinya diberikan untuk fasilitas kesehatan (faskes) 27 kabupaten dan kota. 
"Nantinya bila ditemukan dugaan kasus (Gagal Ginjal Akut Misterius) bisa langsung ke tempat perawatan, jadi ada tempat perawatan khusus untuk gangguan ginjal akut misterius ini," katanya.
Adapun dari 25 kasus yang terjadi di Jabar, sebanyak 21 kasus berada di RSHS, Kota Bandung, Depok satu, Kota Cirebon satu, Kota Bogor satu, Kabupaten Bekasi satu.
Menurut dia, data tersebut masih bisa berubah dan masih sementara. Namun, ditegaskannya, dibandingkan daerah lain yang ada kasus Gagal Ginjal Akut Misterius terbanyak sementara ada di Kota Bandung. 
"Sampai saat ini, Kota bandung yang paling banyak (rawat kasus Gagal Ginjal Akut Misterius)," katanya. 
Sebelumnya, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung juga memastikan penyebab penyakit ini masih misterius. Rumah Sakit dibawah Kementerian Kesehatan ini juga belum mau mengambil kesimpulan bahwa obat cair jadi penyebab anak alami Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury).
Kepala Divisi Nefrologi KSM IKA, RSHS Bandung, Prof. Dr. Dany Hilmanto mengatakan, obat cair yang diduga menjadi penyebab anak mengalami Gangguan Ginjal Akut Progresif ini belum bisa dipastikan keabsahannya. 
"Yang saat ini beredar paracetamol cair, namanya saja gangguan ginjal akut jadi sudah jelas tidak diketahui sebabnya," ujar Dany, Kamis. (riantonurdiansyah).***


Editor : JakaPermana