Darya Varia Turut Mengentaskan Stunting di Desa Cibatok II, Kabupaten Bogor 

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (Darya-Varia) telah memberikan pemaparan tentang program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diusung Perusahaan sejak tahun 2018 dalam rangka pencegahan stunting yang bermitra dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Darya Varia Turut Mengentaskan Stunting di Desa Cibatok II, Kabupaten Bogor 

Stunting, lanjutnya adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. 

"Stunting menyebabkan hambatan perkembangan kognitif dan motorik, penurunan kapasitas intelektual, dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa depan," lanjutnya.

dr. Boy Abidin Sp.OG  dokter spesialis kandungan dan kebidanan dalam pemaparannya menjelaskan bahwa stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain asupan gizi, status kesehatan, lingkungan sosial, lingkungan kesehatan, lingkungan permukiman, pendapatan, kesenjangan ekonomi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan. 

"Oleh karena itu, stunting sudah menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus di Indonesia. Perlawanan terhadap stunting memerlukan pendekatan sistematis terhadap ekosistem, selain pemenuhan gizi yang optimal,” jelas dr. Boy Abidin Sp.OG.

Program-program yang dijalankan setiap tahunnya antara lain edukasi kesehatan secara umum kepada kader Duta Sehat, pelatihan peningkatan kompetensi Bidan, pemberdayaan Posyandu melalui pengadaan bahan makanan sehat dan peralatan kesehatan, pengecekan kesehatan gratis, mendukung pembangunan infrastruktur kesehatan seperti pembangunan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), edukasi perilaku hidup sehat dan budaya cuci tangan di beberapa SD sekitar, edukasi tentang pemenuhan gizi pada anak, edukasi keterampilan orangtua mengasuh anak (parenting), dan edukasi seks dan kesehatan reproduksi dengan target siswa/i SMP untuk menekan angka pernikahan usia remaja.

“Edukasi seks dan reproduksi bagi remaja dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga. Pernikahan dini pada remaja dapat meningkatkan risiko seperti komplikasi kehamilan dan persalinan, kematian ibu dan bayi, infeksi menular seksual, kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan, dan stunting pada anak," tukasnya. (Reza Zurifwan)

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti