Difteri Tebar Ancaman di Subang, Ini Langkah Dinkes Jabar

Pasca ditemukannya dua anak terjangkit difteri di Kabupaten Subang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat langsung melakukan sejumlah pengawasan terhadap pihak lainnya yang memiliki kontak erat dengan pasien.

Difteri Tebar Ancaman di Subang, Ini Langkah Dinkes Jabar
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Rochady Hendra Setya Wibawa mengatakan, pasien yang terjangkit difter kini telah menjalani penanganan di Rumah Sakit Hasan Sadikin sejak akhir September lalu dan sekarang tengah melalui perawatan intensif. (net)

INILAHKORAN, Bandung - Pasca ditemukannya dua anak terjangkit difteri di Kabupaten Subang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat langsung melakukan sejumlah pengawasan terhadap pihak lainnya yang memiliki kontak erat dengan pasien.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Rochady Hendra Setya Wibawa mengatakan, pasien yang terjangkit difter kini telah menjalani penanganan di Rumah Sakit Hasan Sadikin sejak akhir September lalu dan sekarang tengah melalui perawatan intensif.

Sebab penyakit difteri tersebut, kata dia, tidak hanya mengancam pernafasan pasien tetapi berpotensi membahayakan organ lain, khususnya jantung.

Baca Juga : Darurat PMK Belum Dicabut, DKPP Jabar Minta Masyarakat Tetap Waspada

"Kondisinya masih dirawat. Jadi masih dalam pemantauan, karena kalau difteri itu bukan hanya di saluran nafas aja. Tapi yang dikhawatirkan ke jantungnya jadi rekam jantungnya juga harus dipantau terus," kata Rochady baru-baru ini.

Dia menambahkan, ini kasus pertama dari Subang yang dirujuk langsung ke RSHS. Pihaknya serta Kementerian Kesehatan akan terus melakukan monitoring, guna mencegah penularan yang lebih massif.

"Setelah ada kasus difteri di Subang ini, kami coba mengoordinasikan dulu. Kemudian dari laporan terakhir ini kita periksa lagi orang-orang sekitar terdekat," ucapnya.

Baca Juga : Hadiri Peringatan Hari Jadi Indramayu Ke 496, Bey Triadi Dorong Pengembangan Potensi Daerah Manfaatkan BIJB

Total sekitar 17 orang yang berkontak erat dengan pasien menjalani pemeriksaan, guna memastikan telah terjadi penularan atau tidak. Bila nanti dinyatakan lebih dari dua orang sambung dia, maka besar kemungkinan kasus ini akan ditetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani