Disarpus KBB Sebut dari 165 Desa itu Baru Ada 70 Perpusdes

Keberadaan perpustakaan desa (Perpusdes) di KBB dinilai masih banyak diminati sebagian masyarakat.

Disarpus KBB Sebut dari 165 Desa itu Baru Ada 70 Perpusdes
Jumlah Perpusdes di KBB yang minim menjadi faktor yang membuat masyarakat tidak mengetahui adanya fasilitas atau sarana edukasi di desa. (net)

"Tapi kami pun sudah  mengajukan corporate social responsibility (CSR) melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) untuk pendirian 90 perpustakaan digital di desa yang belum memiliki perpusdes," tuturnya.

Melalui pengajuan CSR itu pihaknya berharap setiap desa mendapat bantuan anggaran sebesar Rp 100 juta yang digunakan untuk pengadaan barang dan buku.

Dengan begitu, anggaran yang diusulkan totalnya mencapai Rp 9 miliar.

Baca Juga : Misteri Identitas Mayat Terbungkus Karung di Cijerah, Siapakah Dia?

"Kami juga menyadari anggaran di desa terbatas, makanya kami mencoba ke Kementerian ESDM untuk mendirikan perpustakaan digital di 90 desa yang belum memiliki perpusdes," bebernya.

Meski begitu, Heri menilai, minat baca masyarakat di KBB masih cukup tinggi. Terutama untuk jenis bacaan teknologi tepat guna, seperti menyangkut  budidaya tanaman, peternakan, perikanan, dan sebagainya.

"Walaupun sekarang zamannya digitalisasi, dimana segala informasi dan bacaan tinggal dicari melalui handphone, tapi minat baca pada buku bacaan masih cukup bagus," ungkapnya.

Baca Juga : Geger di Cijerah, Mayat Terbungkus Karung Ditemukan di Kamar Kontrakan

"Oleh karena itu, berbagai jenis buku bacaan tetap dibutuhkan untuk menambah koleksi bacaan di perpusdes," sambungnya.


Editor : Doni Ramdhani