Gedung Putih Gundah Manifesto Penembak Masjid

Gedung Putih menolak upaya hendak mengaitkan Presiden Donald Trump dengan golongan supremasi kulit putih yang dituduh menembak mati 50 orang di dua masjid di Selandia Baru.

Gedung Putih Gundah Manifesto Penembak Masjid
INILAH, Bandung-Gedung Putih menolak upaya hendak mengaitkan Presiden Donald Trump dengan golongan supremasi kulit putih yang dituduh menembak mati 50 orang di dua masjid di Selandia Baru.
 
"Presiden Trump bukan supremasi kulit putih. Saya tidak tahu berapa kali kami harus menegaskan hal ini. Marilah kita lihat apa yang terjadi di Selandia Baru sebagaimana adanya," tegas penjabat Kepala Staf Gedung Putih, Mick Mulvaney pada acara televisi Fox News Sunday, seperti dikutip dari VOA, Senin (18?3/2019).
 
Breton Tarrant, warga Australia berusia 28 tahun, tersangka utama penembakan dalam manifesto 74 halaman sebelum pembantaian di dua masjid di Chrischurch bahwa ia memandang Trump sebagai "lambang kebangkitan identitas kulit putih dan tujuan bersama".
 
Presiden Trump mengatakan belum melihat manifesto tersebut, tapi dia tidak membesar-besarkan ancaman nasionalisme kulit putih.
 
Ketika ditanya apakah gerakan rasis adalah ancaman yang meningkat di dunia, Trump menjawab "tidak".
 
Ia mengatakan bahwa kelompok itu hanya "sekelompok kecil orang yang punya masalah yang sangat serius."
 
Duta Besar AS untuk Selandia Baru, Scot Brown mengatakan kepada CNN bahwa ia tidak percaya atas komentar Tarrant mengenai Trump dalam manifesto tadi dan mengatakan tersangka pelaku pembantaian itu adalah manusia laknat. Brown menambahkan, ia berharap Tarrant di dijatuhi hukuman secepatnya.
 
Sementara itu, Senator Kirsten Gillibrand mengatakan lewat twitter setelah pembantaian itu, "Lagi-lagi presiden ini merangkul dan menyemangati supremasi kulit putih dan alih-alih mengutuk rasis teroris, ia melindungi mereka. Ini tidak normal atau dapat diterima."
 
Breton Tarrant, seorang nasionalis kulit putih yang membenci imigran membunuh sekurangnya 50 orang yang sedang melakukan ibadah shalat Jumat, dalam serangan yang diunggah langsung di Facebook. Sebanyak 48 orang lainnya menderita luka tembak.
 
Penembakan pertama terjadi di Masjid Al Noor di dekat Hagley Park. Pelaku mengenakan pakaian ala militer membuka tembakan ke arah sekitar 300 jamaah yang menunaikan shalat Jumat.
 
Penembakan kedua terjadi di masjid yang terletak di Linwood di pinggiran kota Christchuch. Tercatat 49 orang meninggal dunia dan 48 lainnya mengalami cedera, termasuk warga negara Indonesia.(iqbal/inilah.com)


Editor : inilahkoran