Gempuran Budaya Pop tak Membuat Seni Tari Jaipongan Ditinggal Generasi Muda

Hingga saat ini banyak generasi muda yang tertarik menggeluti seni tari tradisional Jaipongan, bahkan, tari Jaipongan karya salah satu maestro tari Indonesia Gugum Gumbira ini terus melanglang dunia.

Gempuran Budaya Pop tak Membuat Seni Tari Jaipongan Ditinggal Generasi Muda
Foto Rd Dani R Nugraha

INILAHKORAN, Soreang- Meski gempuran budaya luar gencar merasuk kedalam setiap sendi generasi muda, namun rupanya  seni tari Jaipongan tak lekang dimakan jaman. 

Hingga saat ini banyak generasi muda yang tertarik menggeluti seni tari tradisional Jaipongan, bahkan, tari Jaipongan karya salah satu maestro tari Indonesia Gugum Gumbira ini terus melanglang dunia.

Adalah Ananda Chantika Rahayu (13) salah seorang anggota sanggar seni Jaipongan Sakata di Kota Bandung, yang tampil pada festival Tari Jaipongan Hajat yang digelar oleh Yayasan Pudat Seni Jugala ( Jugala Center) di Gedong Budaya Sabilulungan di Soreang Kabupaten Bandung pada Minggu 23 Juli 2023 malam kemarin. 

Baca Juga : Hadirkan Inovasi Baru, Pemkot Cimahi Luncurkan Aplikasi Lapakami, Ini Kegunaannya

Ia tertarik dengan senu tari Jaipongan sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), kemudian memutuskan masuk sanggar seni tari Jaipongan saat masuk sekolah dasar hingga saat ini kelas 8 SMP.

"Saya suka saja dengan tari Jaipongan. Kalau seni tari populer seperti K-Pop saya kurang suka. Selain itu kan kalau Jaipongan, kita menjaga dan merawat senj tradisi," kata Ananda.

Jerih payah Ananda dan dukungan kedua orang tuanya ini, berbuah manis. Selain menyalurkan minat dan bakatnya, beragam penghargaan dari berbagai event pun ia terima. Bahkan, karena prestasinya dibidang seni tari Jaipongan, dengan mudah ia diterima sekolah di SMPN 14 dengan jalur prestasi seni.

Baca Juga : House of Hope Meriahkan Kreabilitas Summer Camp

"Karena anaknya suka dan sangat mencintai seni tari Jaipongan. Sebagai orang tua tentu kami mendukungnya. Alhamdulilah beragam penghargaan bisa diraihnya. Dan yang paling penting adalah memelihara seni tradisi," kata orang tua Ananda, Rahayu Dirgantara (45).

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti