Ingat! Gerhana Bukan Semata Fenomena Alam

TERLEPAS dari semua rencana manusia terkait gerhana, sebelumnya kita perlu memperhatikan, sebenarnya suasana yang bagaimana yang perlu kita kondisikan ketika terjadi gerhana? Allah menjelaskan dalam al-Quran, "Tidaklah kami mengirim ayat-ayat itu selain untuk menakut-nakuti (hamba)." (al-Isra: 59)

Ingat! Gerhana Bukan Semata Fenomena Alam
Foto: Net

TERLEPAS dari semua rencana manusia terkait gerhana, sebelumnya kita perlu memperhatikan, sebenarnya suasana yang bagaimana yang perlu kita kondisikan ketika terjadi gerhana? Allah menjelaskan dalam al-Quran, "Tidaklah kami mengirim ayat-ayat itu selain untuk menakut-nakuti (hamba)." (al-Isra: 59)

Yang dimaksud "ayat-ayat itu" adalah semua tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah, baik yang ada di lingkungan sekitarnya, termasuk mukjizat yang Allah berikan kepada para nabi. Tujuan Allah menciptakan semua fenomena alam, untuk menunjukkan ke-Maha Kuasan Allah kepada hamba-Nya. Sehingga semakin menambah rasa takut mereka kepada-Nya. Termasuk peristiwa gerhana. Matahari yang demikian terang, dengan kuasa Allah bisa tertutup, sehingga suasana menjadi gelap, hanya tinggal bayangan cahaya putih yang mengitarinya.

Bagi orang kafir, mereka melihat kejadian ini tanpa pernah terbayang tentang siapa penciptanya. Mereka hanya memikirkan, ini fenomena alam nan indah, yang layak diabadikan dengan kameranya. Berbeda dengan seorang muslim, kejadian semacam ini bukan hanya sebatas fenomena alam. Namun itu adalah peringatan agar dia semakin takut kepada Sang Kuasa. Karena mereka mengimani bahwa ini semua ada penciptanya.

Sikap semacam inilah yang terjadi pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau melihat fenomena alam. Tidak hanya peristiwa gerhana, sampaipun hanya mendung gelap, terlihat roman ketakutan di wajah Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Aisyah menceritakan, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila melihat mendung di ufuk langit, maka beliau meninggalkan aktivitasnya, meskipun dalam keadaan shalat, kemudian menghadap kepadanya. Apabila Allah menyingkapnya, maka beliau memuji-Nya dan apabila turun hujan, beliau berdoa, Ya Allah jadikanlah hujan ini adalah hujan yang bermanfaat." (HR. Bukhari Adabul mufrad)

Mengapa Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketakutan? Karena beliau khawatir, jangan-jangan, mendung gelap itu adalah mukadimah adzab, seperti yang terjadi pada kaum Ad. Aisyah radhiyallahu anha menceritakan, Apabila Rasulullah melihat mendung gelap atau angin ribut, kelihatan perasaan takut di wajah beliau. Saya bertanya, "Ya Rasulullah, banyak orang ketika melihat mendung, mereka senang, berharap sebentar lagi turun hujan. Sementara anda, ketika melihat mendung, nampak di wajah anda suasana tidak nyaman."

Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, "Wahai Aisyah, saya khawatir, mendung ini membawa adzab, yang dulu ada orang diadzab dengan angin kencang. Kaum itu ketika melihat mendung berisi adzab, mereka mengatakan, "Awan ini akan menurunkan hujan untuk kami." (HR. Bukhari 4829)

Halaman :


Editor : DeryFG