Inilah Mimpi Besar Lanjutan dari Pembangunan BRT

Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung (BP Cekban) Tatang Rustandar Wiraatmadja membeberkan, ada mimpi besar dibalik pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) di kawasan Bandung Raya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Inilah Mimpi Besar Lanjutan dari Pembangunan BRT
Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung (BP Cekban) Tatang Rustandar Wiraatmadja membeberkan, ada mimpi besar dibalik pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) di kawasan Bandung Raya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat./Syamsuddin Nasoetion

INILAHKORAN, Bandung – Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung (BP Cekban) Tatang Rustandar Wiraatmadja membeberkan, ada mimpi besar dibalik pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) di kawasan Bandung Raya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Mimpi besar itu adalah pembangunan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, yang menghubungkan kota dan kabupaten dalam kawasan Bandung Raya. Sementara BRT merupakan langkah awal menuju mega proyek tersebut, demi menyiasati transisi penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi massal terintegrasi.

“BRT ini merupakan tahap antara. Tujuannya ingin mengembangkan instrumen rapid transit berbasis rel, yakni KRL dan LRT merupakan salah satunya. Penggunaan kereta rel listrik ini adalah tujuan utamanya,” ujar Tatang kepada INILAHKORAN baru-baru ini.

Baca Juga : BRT Masih Berproses, Tapi Ini Embrionya...

Dia melanjutkan, terkait rencana ini sejatinya Bandung Raya telah memiliki historis akan transportasi kereta di Bandung Raya, pada masa pendudukan penjajahan Belanda. Ketika itu, telah dibangun rute penghubung menggunakan kereta rel diesel (KRD). Inilah yang akan direaktivasi kata dia, diantaranya rute kereta Bandung-Ciwidey, Bandung-Tanjungsari dan Dayeuhkolot-Majalaya, dengan ditambah beberapa infrastruktur rute baru sebagai pengembangan.

“Backbone jalur utama Cekungan Bandung poros Barat-Timur dari dulu sudah berkembang, warisan Belanda. KRD ini kita tingkatkan menjadi KRL. Itu salah satu langkah besar menuju Mass Rapid Transit berbasis rel,” ucapnya.

Hanya saja Tatang mengakui, dalam prosesnya kelak tidak akan berjalan mudah. Butuh investasi besar dan waktu yang cukup panjang, demi merealisasikannya. Apalagi ini menyangkut beberapa daerah, sehingga dibutuhkan kesamaan persepsi. Kendati demikian, dia mengaku tetap optimistis rencana jangka panjang ini dapat berjalan lancar.

Baca Juga : Ridwan Kamil Sambut Positif Putusan MK Tentang Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Berlanjut

Tentunya kata dia harus didukung penuh oleh masyarakat, dengan cara membiasakan diri menggunakan transportasi massal yang disediakan secara bertransisi. Mulai dari Trans Metro Pasundan (TMP), BRT, hingga KRL kelak.

Halaman :


Editor : JakaPermana