Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Bogor Stabil, Daging Mulai Naik

Menjelang Ramadan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Bogor terus memperkuat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog dan dinas terkait agar distribusi komoditi lancar dan tidak mengalami lonjakan harga. 

Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Bogor Stabil, Daging Mulai Naik
Istimewa

NILAH, Bogor - Menjelang Ramadan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Bogor terus memperkuat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog dan dinas terkait agar distribusi komoditi lancar dan tidak mengalami lonjakan harga. 

Berdasarkan data perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat yang dirilis Disperdagin, Rabu (31/3/2021) malam menunjukkan, harga telur ayam broiler Rp 23.000 per kilogram, harga daging sapi Rp 120.000 per kilogram naik Rp 5.000 dari dua pekan yang lalu, ayam broiler berada di harga Rp 38.000 per kilogram, sementara harga cabai merah keriting Rp 50.000 per kilogram dan cabe rawit merah di harga Rp 90.000 per kilogram.

"Harga yang kami rilis, hasil pantauan di dua pasar besar Kota Bogor yakni Pasar Bogor dan Pasar Kebon Kembang," ungkao Kepala Bidang Sarana dan Komoditi Perdagangan Disperdagin Kota Bogor, Muhamad Sholeh saat dikonfirmasi pada Kamis (1/4/2021) pagi.

Baca Juga : Tangkal Serangan Teroris ke Mako, Polres Bogor Terapkan Aplikasi e-Visitor

Sholeh mengatakan, menjelang Ramadan ini harga-harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar Kota Bogor terhitung masih stabil alias belum ada kenaikan yang signifikan. Biasanya, ada sedikit kenaikan di beberapa komoditi seperti telur, ayam dan daging sapi yang permintaannya banyak terjadi di H-2 dan H-1 Ramadan.

"Tapi sejak Pandemi Covid-19 daya beli masyarakat masih menurun karena ekonomi masih lesu. Jumlah kunjungan masyarakat ke pasar rakyat saja belum normal, rata-rata pengunjung atau pembeli turun 30 persen, di swalayan atau ritel juga turun 30 persen," terangnya.

Ia memaparkan, terkait harga cabai yang masih belum turun, hal itu karena cabai diambil dari pemasok di Jawa Timur, yang mana di Jawa Timur sedang gagal panen dan menyebabkan hasil panen tidak maksimal atau hanya 40 persen saja.

Baca Juga : Kejari Kabupaten Bogor Ngotot Bangun Zona Integritas WBK dan WBBM

"Kota Bogor kan bukan kota produsen atau penghasil, jadi kita bergantung dari kota pemasok. Dan kenaikan harga cabai karena faktor cuaca jadi masih belum turun tapi nanti saat panen raya harganya akan berlangsung turun," paparnya.

Halaman :


Editor : Bsafaat