Kawasan Pabrik dan Alam Sekitar Jadi Motif Kain Batik Khas Kecamatan Margaasih 

Keadaan lingkungan disekitarnya yang merupakan perpaduan daerah industri dan hijaunya alam, menjadi inspirasi bagi seorang perajin kain batik di Perumahan Pesona Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.

Kawasan Pabrik dan Alam Sekitar Jadi Motif Kain Batik Khas Kecamatan Margaasih 
Keadaan lingkungan disekitarnya yang merupakan perpaduan daerah industri dan hijaunya alam, menjadi inspirasi bagi seorang perajin kain batik di Perumahan Pesona Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung./Dani Rahmat Nugraha

INILAHKORAN, Soreang- Keadaan lingkungan disekitarnya yang merupakan perpaduan daerah industri dan hijaunya alam, menjadi inspirasi bagi seorang perajin kain batik di Perumahan Pesona Margaasih Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.

Motif industrial dan alam Margaasih menjadi ciri khas kain batik yang dikembangkan oleh Rike Novitasari dan almarhum ibunya sejak 2018 lalu.

Batik Margaasih ini memang unik, keadaan lingkungan Kecamatan Margaasih yang memang sejak lama dikenal sebagai daerah industri atau banyak berdiri pabrik. Namun, selain banyak pabrik, dikawasan Margaasih ini juga masih terdapat pemandangan alam yang lumayan menyejukan mata, yakni berupa hamparan pesawahan dan bukit-bukit kecil yang hijiau.

Baca Juga : Disnaker Kota Bandung Tawarkan 4.000 Lowongan Pekerjaan Pada Job Fair November 2023

"Ide awalnya almarhum ibu saya yang sangat menyukai kain batik. Beliau membuat motif batik Margaasih ini yah menceritakan kondisi lingkungan disekitarnya. Yakni banyak industri atau pabrik tapi masih ada juga alamnya yang hijau," kata Rike saat ditemui di gedung Kriya Bedas di Jalan Raya Gading Tutuka, Soreang belum lama ini.

Ternyata, kata Rike, batik motif Margaasih buatan ia dan ibunya ini digemari oleh masyarakat. Batik buatannya ini banyak dipesan oleh berbagai kalangan. Motifnya yang unik dapat mencuri perhatian dan mendapatkan tempat dihati masyarakat.

"Teknik batik yang kami kembangkan adalah batik cap atau desainnya itu digambar dulu kemudian dibuatkan capnya. Jadi bukan batik tulis, kalau batik tulis itu kan sangat manual dan langsung ditulis diatas lembaran kain, itu memakan waktu lama," ujarnya.

Baca Juga : Lima Jurnalis Raih Anugerah Jurnalistik Warta Kencana

Menurut Rike, batik motif Margaasih ini ia buat dengan cara dicap atau distempel. Caranya, lembaran kain polos berukuran 2,25x1,15 meter itu, dicap menggunakan cap khusus memakai cetakan berbahan tembaga. Kemudian masuk kepada proses selanjutnya, yakni pewarnaan dan proses lainnya. Kain batik motif Margaasih dan motif lainnya itu dibandrol Rp. 180 ribu hingga Rp. 250 ribu per lembarnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana