Kian Meresahkan, Diah Pitaloka Bagikan Tips Terhindar dari Bank Emok

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Diah Pitaloka menyikapi keberadaan bank emok yang menjerat masyarakat khususnya kaum perempuan di Kota Bogor dengan cara peminjaman yang mudah.

Kian Meresahkan, Diah Pitaloka Bagikan Tips Terhindar dari Bank Emok

INILAH, Bogor,- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Diah Pitaloka menyikapi keberadaan bank emok yang menjerat masyarakat khususnya kaum perempuan di Kota Bogor dengan cara peminjaman yang mudah.

Diah mengaku prihatin atas banyaknya penjerat hutang berkedok bank atau koperasi yang malah melakukan penipuan kepada masyarakat.

Sehingga dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia Bintang Puspayoga untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya kaum ibu.

Baca Juga : Bukber dan Memberi Santunan kepada Santri Ponpes Yatim dan Dhuafa Albarokah

"Hampir semua yang terjerat hutang di bank emok atau lembaga lainnya perlu diberikan literasi keuangan. Literasi keuangan apapun bentuknya harus diberikan juga kepada kaum perempuan. Kaum ibu banyak yang memegang arus keuangan rumah tangga dan tak sedikit perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, baik pendapatan pokok maupun tambahan" ungkap Diah didampingi Anggota DPRD Kota Bogor dari Fraksi PDI Perjuangan Atty Soemaddikarya kepada INILAH saat berkunjung di kampung Sukamulya, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur pada Minggu (9/5/2021).

Ia melanjutkan, bank emok interaksi langsung dengan pihak yang modal, sehingga banyak lembaga keuangan tidak terverifikasi di masyarakat. Di Jawa Barat, keberadaan rentenir kini sudah sampai ke desa-desa di wilayah pelosok.

"Mereka memberikan kemudahan dengan bunga berlipat untuk korbannya yang memiliki kebutuhan yang bersifat mendesak seperti pendidikan misalnya. Sehingga dalam kondisi krisis seperti ini, pemerintah diminta untuk memberikan solusi untuk meminimalisir keluarga miskin terjebak jeratan hutang rentenir. Pemerintah harusnya memberikan solusi untuk ini. Sebetulnya Idonesia punya kekuatan ekonomi fundamental. Berdasarkan ikatan komunal di masyarakat, yaitu koperasi yang berazaskan gotong-royong," tambahnya.

Baca Juga : Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor Putar Balik 2.583 Kendaraan Pemudik

Diah menerangkan, seharusnya lembaga finansial seperti koperasi ini dipercaya masyarakat berbeda dengan lembaga keuangan level mikro yang hanya mencari keuntungan. Pemerintah harusnya memberikan perhatian penuh terhadap koperasi.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto