Len Kembangkan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Jalur KA Makassar-Parepare 

Pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta api Tanete Rilau-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare akan rampung pada 2021 ini. Proyek Kementerian Perhubungan (Kemenhun) itu terdiri dari Tanete Rilau-Palanro di lintasan sepanjang 42,8 km dan Mandai-Mandalle sepanjang 59,6 km, atau total sepanjang 102,4 km.

Len Kembangkan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Jalur KA Makassar-Parepare 
istimewa


Lintas Makassar-Parepare merupakan tahap pertama pembangunan jaringan kereta api pertama Trans-Sulawesi. Pembangunan Trans-Sulawesi dapat menghubungkan perkotaan atau wilayah yang memiliki potensi angkutan penumpang, barang, atau komoditas berskala besar, berkecepatan tinggi dan konsumsi energi tetap rendah. Trans-Sulawesi juga mendukung perkembangan perkotaan terpadu melalui integrasi perkotaan di wilayah pesisir, baik industri maupun pariwisata, serta agropolitan baik kehutanan, pertanian maupun perkebunan," tuturnya.

Dia menjelaskan, jalur KA Trans-Sulawesi menggunakan desain yang berbeda dengan yang ada di Jawa maupun Sumatera. Dengan lebar rel 1.435mm itu memungkinkan laju kereta relatif lebih cepat
. Di atas rel selebar 1.435 mm, memungkinkan kecepatan maksimal dapat mencapai 160 km/jam dengan realisasi kecepatan 120 km/jam. Berbeda dengan sebagian besar jalur yang ada di Jawa dan Sumatera yang menggunakan lebar rel 1.067 mm dengan kecepatan maksimal kereta mencapai 90-100 km/jam.

Dalam mengimplementasikan desain baru itum perusahaan membuat studi dan perancangan berbeda di mana faktor keselamatan menjadi hal utama sebagai acuan. Perusahaan juga harus memastikan agar kualitasnya tidak kalah dengan perkeretaapian di Jawa dan Sumatera.

Baca Juga : Calon Ketum Kadin Anindya Bakrie Bakal Adopsi Strategi Emil Dongkrak Ekonomi Desa

“Tantangan di pekerjaan ini bagaimana melakukan penempatan peralatan persinyalan maupun wesel. Kita melakukan studi dan perancangan terlebih dahulu karena desainnya berbeda dari yang pernah kita kerjakan. Selain itu, ada beberapa wilayah dengan kondisi geografis yang memiliki akses terbatas. Sehingga harus membuat akses jalan baru dengan menimbun sawah dan menyewa lahannya dari masyarakat setempat,” jelasnya. 

Sebagian jalur Tanete Rilau-Palanro Lintas Makassar-Parepare dibangun di atas sawah di mana elevasi ketinggian timbunan lahannya mencapai 2-7 m. 

Jalur KA Tanete Rilau-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare melintasi 4 stasiun besar yaitu Maros, Pangkajene, Tanete Rilau, dan Barru. Selain itu, jalur itu melintasi 8 stasiun kecil yaitu Mandai, Rammang-Rammang, Labakkang, Ma’rang, Mandalle, Takalasi, Mangkoso, Palanro. Jalur tersebut juga memiliki 1 centralized traffic supervisory (CTS), depo, dan balai jasa yang berada di Maros. (*)

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani