Masjid Sokambang Memendam Cerita Lama Kerajaan Sumenep

Masjid Sokambang di Desa Kebunagung berada sekitar satu kilometer dari kompleks makam raja-raja Sumenep, Asta Tinggi, di antara permukiman padat penduduk di belakang Kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumenep.

Masjid Sokambang Memendam Cerita Lama Kerajaan Sumenep
Foto: Net

INILAH, Sumenep - Masjid Sokambang di Desa Kebunagung berada sekitar satu kilometer dari kompleks makam raja-raja Sumenep, Asta Tinggi, di antara permukiman padat penduduk di belakang Kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumenep.

Dari luar, bangunan masjid yang dulu bernama Masjid Jami itu terlihat menonjol karena lebih tinggi dari rumah-rumah warga di sekitarnya. Tapi tidak ada papan nama dan informasi yang menunjukkan bahwa tempat itu bersejarah. Yang tampak hanya campuran bangunan tua dan modern dengan menara kecil berjejer.

Ketika memasuki ruang utama masjid, baru tampak sisa-sisa bangunan tua bersejarah yang masih berdiri kokoh, juga tembok-tembok dan struktur batu bata besar dengan dua pintu dengan pengunci kayu sedikit usang yang menyimpan sejarah salah satu masjid tertua di Sumenep itu.

Mimbar tempat imam masjid hanya cukup untuk satu orang. Konon dulu bangunan itu merupakan tempat persinggahan sementara keluarga raja untuk beristirahat sejenak dan beribadah sebelum melanjutkan perjalanan menuju kompleks pemakaman Asta Tinggi.

Kini bangunannya lebih besar dan menjadi masjid. Warga setempat menyebutnya Masjid Sokambang.

"Dulu pernah ada saudagar dari Makkah yang datang dan ingin merenovasi total masjid ini, namun sama pemiliknya tidak diperbolehkan dan hanya boleh menambah beberapa bangunan di luarnya untuk perluasan saja," kata Abdul Karim, Takmir Masjid yang sudah puluhan tahun merawat masjid tersebut.

Abdul Karim menjelaskan Masjid Sokambang merupakan masjid ketiga yang dibangun oleh kalangan kerajaan di Kabupaten Sumenep, selain Masjid Lajuh yang dibangun oleh Raja Sumenep ke-21 Kanjeng Pangeran Ario Anggadipa (1626-1644) dan Masjid Agung Sumenep yang dibangun pada masa Raja Sumenep ke-31 Panembahan Sumolo Asirudin (1779-1811).

Halaman :


Editor : DeryFG