Mengenal Sosok Amrih, Pelopor Aksara Jawa di Yogyakarta

Melestarikan budaya bangsa bisa dengan beragam cara, salah satunya seperti yang dilakukan beberapa sekolah di Yogyakarta yang menggunakan aksara Jawa secara digital dalam pembelajaran sehingga aksara peninggalan nenek moyang itu tidak punah.

Mengenal Sosok Amrih, Pelopor Aksara Jawa di Yogyakarta
antarafoto

Hal senada juga diungkapkan kerabat satu profesi Amrih. Menurut Bekti Pangastuti, digitalisasi aksara Jawa sangat memudahkan kegiatan belajar mengajar karena dengan adanya perangkat digital siswa lebih semangat dan lebih tertantang dalam mempelajari Aksara Jawa.

"Dulu awal mengajar pembelajaran aksara Jawa masih manual. Ketika Pak Setya Amrih masuk ke SMA 2 Bantul, dari sini awal digitalisasi Aksara Jawa sampai sekarang," terang Bekti yang juga mengajar aksara Jawa di SMA 2 Bantul.

Pengakuan juga datang dari Abdul Afif Rosyidi, seorang guru bahasa Jawa, yang mengatakan bahwa hingga kini digitalisasi aksara Jawa masih terus digunakan dalam kegiatan belajar di SMA Negeri 1 Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga : JK: Hari Relawan Merupakan Peringatan Hari Keikhlasan

Menurutnya, digitalisasi aksara Jawa sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Apalagi dalam masa pandemi seperti ini. Peserta didik sangat antusias, hal tesebut salah satunya terlihat dari pertanyaan dan respon peserta didik saat dikenalkan dengan aksara Jawa dalam dunia internet, baik di laptop maupun handphone.

Salah satu Alumni SMA 1 Sanden, Ageng Purwo Haryatno, menuturkan sekitar tahun 2011, semasa duduk di bangku SMA, ia diajarkan tentang bagaimana cara menggunakan aksara Jawa menggunakan komputer/laptop oleh Amrih.

Dalam perkembangannya aksara Jawa kini lebih responsif dan mudah diaplikasikan ke perangkat digital, mulai dari laptop hingga menggunakan telfon genggam, menurut Ageng hal ini dirasa sangat bermanfaat bagi kerabat yang menggunakannya

“Penggunaan aksara Jawa dalam ranah digital sangat bermanfaat bagi temen-temen yang bisa menggunakannya, baik itu untuk desain produk, dekorasi jalan dan lain-lain, terpenting bisa memperkenalkan kembali aksara Jawa dengan lebih mudah,” tambah Ageng. (Antara)


Editor : Bsafaat