Mutasi dan Promosi di Kota Bogor, GMKB Sebut Baperjakat Jangan Kalah dengan Orang Dekat

Ketua Umum Gerakan Masyarakat Kota Bogor (GMKB) Ridho angkat suara menyikapi rencana mutasi dan juga promosi pejabat di lingkungan Pemkot Bogor, dimana kencang kabar beredar jika ada pihak luar Pemkot Bogor ikut campur dalam menentukan posisi pejabat. 

Mutasi dan Promosi di Kota Bogor, GMKB Sebut Baperjakat Jangan Kalah dengan Orang Dekat
Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku baru mendengar jika ada orang luar yang ikut campur dalam penentuan pejabat yang terkena mutasi dan promosi di lingkungan Pemkot Bogor. (rizki mauludi)

INILAHKORAN, Bogor - Ketua Umum Gerakan Masyarakat Kota Bogor (GMKB) Ridho angkat suara menyikapi rencana mutasi dan juga promosi pejabat di lingkungan Pemkot Bogor, dimana kencang kabar beredar jika ada pihak luar Pemkot Bogor ikut campur dalam menentukan posisi pejabat. 

"Salah satunya adalah peraturan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 5 tahun 2019, tentang tata cara pelaksanaan mutasi. Jelas dalam aturan itu disebutkan instansi pemerintah menyusun rencana PNS di lingkungannya dengan memperhatikan aspek kompetensi, pola karier, pemetaan pegawai, kelompok rencana suksesi, perpindahan dan pengembangan karier, penilaian prestasi kerja dan perilaku kerja, kebutuhan organisasi, serta sifat pekerjaan teknis," kata Ridho, Rabu 25 Januari 2023.

Ridho melanjutkan, jelas dalam mutasi harus melihat kompetensinya sehingga tidak boleh asal-asalan meskipun kewenangan tersebut ada di tangan wali kota. Artinya, wali kota tetap harus mempertimbangkan masukan dari Baperjakat, karena untuk apa dibentuk Baperjakat kalau tidak ada fungsinya.

Baca Juga : Tidak Laksanakan Putusan PTUN Bandung, Bupati Bogor Dilaporkan ke KPK dan Ombudsman

"Jangan sampai ada pihak yang ikut campur di luar Baperjakat. Tidak boleh juga Baperjakat fungsinya kalah oleh orang dekat, atau pihak yang tidak memiliki kewenangan dalam menentukan formasi pejabat. Kalau memang belum siap, lebih baik ditunda dulu saja pelantikan ini," terangnya.

Ridho memaparkan, isu mutasi besar-besaran ini santer lama terdengar di Kota Bogor namun selalu mundur seperti ada tarik ulur. Hal ini kurang baik bagi kekondusifan di kalangan birokrat dan bisa menjadi celah, bagi pihak tertentu yang mungkin memiliki kepentingan atau akhirnya bisa jadi diduga muncul oknum yang coba mencari keuntungan.

"Kami banyak mengetahui beberapa kepala daerah terjerat kasus suap dan ditangkap KPK. Hampir semua karena ada transaksi jabatan dan ada pihak tertentu yang mencari upeti dari isu rotasi serta promosi. Nah, jangan sampai di Kota Bogor ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk mencari keuntungan pribadi, namun ujungnya merugikan si kepala daerah itu sendiri," papar Ridho.

Baca Juga : Polresta Amankan Ribuan Obat Terlarang di Kios Sabun

Ridho menambahkan, diketahui jabatan beberapa eselon dua di Kota Bogor juga kosong, juga adanya OPD strategis yang kepalanya sudah terlalu lama menjabat dan kemungkinan ini akan dilakukan penggantian.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani